Scotia Case
Scotia
case merupakan sebuah kecelakaan yang terjadi antara kapal laut milik Amerika
(Berkshire) dan Inggris (Scotia, kapal uap) akibat misscommunication
antara dua negara tersebut.
Pada
tahun 1863, pemerintahan Inggris telah mengesahkan peraturan berdasarkan
amandemen UU tentang pengiriman barang yang berusaha untuk mencegah tabrakan
dilaut. Peraturan itu antara lain berisi tentang tata cara pemakaian lampu pada
kapal[1],
kemudian peraturan pengemudi dan peraturan tentang berlayar.
Peraturan ini baru diberlakukan
pertama kali oleh Britania Raya/Inggris yang diterapkan bagi seluruh negara
dalam jurisdiksi Britania. Namun
beberapa waktu kemudian, Britania berubah pikiran yang akhirnya memutuskan
bahwa peraturan ini berlaku bagi kapal-kapal luar negeri, baik dalam jurisdiksi
Inggris maupun tidak. Untuk menerapkan peraturan ini, dibutuhkan kesepakatan
dari beberapa negara lainnya, hingga akhirnya terjadi keselarasan hukum di
negara-negara tersebut guna untuk mencegah kecelakaan. Akhirnya, pada tanggal
13 januari 1863 diterbitkanlah peraturan ini atas persetujuan dari negara lain,
seperti Austria,
Republik Argentina, Belgia, Brazil,Bremen, Chili, Denmark, Republik Equator,
Prancis, Yunani, Hamburg, Hanover, KepulauanHawaii, Haiti, Italia, Lubeck,
Mecklenburg-Schwerin, Maroko,, Belanda, Norwegia,Oldenburg,
Peru, Portugal, Prusia, Amerika Roma, Rusia, Schleswig Spanyol, Swedia,
Turki,Uruguay.
Namun,
pada tahun 1867 terjadi misscommunication antara Amerika dan Inggris. Kapal uap
Scotia dan kapal layar Berkshire berlayar pada waktu yang bersamaan. Kemudian
kapal Berkshire tidak menyalakan lampu hijau seperti yang sudah diatur oleh pemerintahan Inggris
sebelumnya. Kemudian ia juga tidak menempatkan lampu ditempat yang telah
ditentukan. Ia hanya menyalakan cahaya putih yang ditempatkan pada busur kapal
dan ditempatkan pada jangkarnya. Berbeda dengan kapal Scotia yang telah
mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, bahwa lampu berwana putih itu diletakkan
diatas (tiang kapal), yang berarti bahwa mereka masih berada di jarak jauh
(kira-kira berjarak 5 mil). Lampu hijau
disisi kanan yang berarti bahwa si kapal berada di jarak kurang lebih 2 mil
Sedangkan lampu merah disisi kiri yang berarti bahwa jarak diantara kedua kapal
itu sudah sangat berdekatan.
Akhirnya,
Scotia menganggap bahwa kapal Berkshire masih berjarak jauh dengan kapal
Scotia. Tapi ternyata dugaan tersebut salah, jarak diantara kedua kapal itu
hanyalah beberapa menit saja untuk saling bertemu pada titik yang sama.
Alhasil, kecelakaan yang tidak diinginkan oleh keduanyapun tidak dapat
dihindari lagi.
Secara
logika, mungkin kita akan berpikir “kenapa Scotia atau Berkshire yang pertama
melihat ada kapal lain dihadapannya tidak langsung membelokkan arah kemudi,
atau sekedar mengurangi kecepatan?”[2].
Namun, jika kita terlibat langsung dalam kejadian tersebut maka ada beberapa
kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, kita akan merasa kaget dan bingung
harus melakukan apa karena panik. Pasalnya, saat kita kita akan merasa tenang
karena kita pikir kapal itu masih jauh, dan masih ada waktu untuk membelokkan
alur yang kita pakai. Kedua, mungkin karena si driver kurang benar-benar tidak
melihat dan baru menyadari ketika kapal sudah sangat berdekatan, hingga tidak
mungkin untuk membelokkan atau sekedar mengurangi kecepatan. Dan masih banyak
kemungkinan lainnya.
Akhirnya,
karena merasa tidak bersalah Berkshire membawa kasus ini ke hukum. Namun, tetap
saja pengadilan memutuskan bahwa Scotia lah yang menang. Karena dalam hal ini,
scotia telah memenuhi/mematuhi peraturan
yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan Bershire tidak. Semua hak
dan kewajiban internasional ini harus berdasarkan dengan kebiasaan yang telah
tercantum dalam peraturan Inggris yang sudah diterima secara luas.
Setelah
kejadian ini, akhirnya kasus Skotia ini dijadikan salah satu sumber hukum
internasional. Karena adanya kebiasaan (custom)
sebagai sumber dari hukum internasional sendiri yang sudah ada sejak dahulu
meskipun begitu adanya kebiasaan atau kaidah kaidah tersebut tidak lepas dari
sejarah panjang yang terjadi di dakam kaidah tersebut. Meskipun kebiasaan
sebagai hukum internasional telah banyak menyusut setelah banyaknya traktat-traktat
dan dibentunknya Komisi Hukum Internasional. Namun menurut para ahli bahwa
kebiasaan internasional akan tetap ada dan akan memainkan peranan penting bagi
sumber kaidah hukum internasional. Ada juga ungkapan “Kebiasaan, sebagaimana
dimaksudkan oleh hukum adalah suatu adat istiadat yang telah memperoleh
kekuatan hukum.”
Paquete Habana
Paquete habana merupakan sebuah kasus yang dijadikan sumber hukum
internasional berkaitan dengan kapal laut. Awal mula kejadian ini adalah ketika
kapal paquete habana yang dikemudikan oleh orang Spanyol yang tinggal di Habana
dan lahir di Kuba berlayar untuk mencari ikan di pantai kuba. Mereka berlayar
dibawah bendera Spanyol, karena mereka dalam perintah orang spanyol. Kegiatan ini memang terus berlanjut setiap
saat. Namun, pada tanggal 25 Maret 1898 mereka meninggalkan Habana untuk
kembali berlayar di sekitar laut yang sering mereka jadikan tempat untuk
menangkap ikan selama 25 hari. Kemudian pada tanggal 25 April 1898, ketika
mereka bermaksud untuk kembali ke habana dengan muatan ikan sebanyak 40 kwintal
tiba-tiba dihadang oleh kapal milik Amerika sekitar 2 mil dari Mariel dan 11
mil dari Habana. Kemudian mereka ditangkap oleh Squardon yang memblokade daerah
tersebut dengan sebutan blokade Laksamana Sampson Kuba. Semua ikannya dirampas
dan diamankan. Padahal ketiga awak kapal itu tidak mengetahui sebelumnya bahwa
akan ada perang antara Amerika dengan Spanyol.
Dibelahan
kiri juga terjadi hal yang sama. Lola (nama sebuah kapal) yang mulai berlayar
pada tanggal 11 April 1898 untuk mencari ikan juga dihentikan oleh kapal
Amerika. Namun pada saat itu Lola langsung berubah haluan ke Bahia Honda. Tapi
tetap saja, pada pagi harinya mereka ditangkap oleh kapal Amerika Dolphin.
Kedua kapal itu ditempatkan di perairan teritorial Kuba apa awal perang
Amerika-Spanyol kemudian dibawa ke key west dimana kedua kapal itu akhirnya
dilelang oleh pengadilan distrik.
Padahal
kedua kapal itu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya akan terjadi perang antara
Spanyol dan Amerika. Kemudian mereka juga tidak membawa senjata-senjata seperti
yang dilakukan oleh orang-orang yang mau perang pada umumnya.
Kemudian,
kedua kapal itu melaporkan kejadian itu pada pegadilan sirkuit. Fakta
menyebutkan bahwa ketiga awak kapal ini merupakan orang yang baik serta bertanggung
jawab. Mereka melaporkan kejadian ini dengan dasar sebuah tradisi yang
diselenggarakan oleh negara-negara guna membebaskan kapal penangkap ikan dari
penangkapan hadiah di masa perang. Yaitu tradisi yang dilakukan oleh Henry IV
pada 1403 yang telah diamati oleh mayoritas orang besar di negara tersebut pada
saat itu.
Bukti
menyebutkan bahwa kedua kapal itu memang tidak mengetahui akan adanya blokade
kemudian akan ternjadinya perang dengan disertai bukti di lapangan. Mereka
tidak terbukti membawa senjata yang digunakan untuk membantuk negara musuh
(Spanyol) serta upaya untuk menolah blokade ataupun menolak penangkapan mereka.
Dengan
begitu hakim memutuskan untuk membebaskan mereka dan mengembalikan hak-hak yang
menjadi miliknya (seluruh laba dari kargo tersebut) serta mengembalikan biaya
kerusakan. Dan menetapkan bahwa penangkapan itu melanggar hukum tanpa sebab
kemungkinan.
Kesimpulan
Kedua
kasus ini dijadikan sebagai sumber hukum internasional yang berasal dari
kebiasaan. Karena pertama, dalam kasus scotia sebenarnya hukum pertama
yang diberlakukan oleh Inggris itu telah disetujui oleh kurang lebih hampir 30
negara dan diberlakukan dinegara-negara tersebut. Kemudian, sebenarnya Amerika
juga membuat hukum yang hampir sama, hanya saja mereka (kebanyakan) lebih
menggunakan hukum Inggris. Maka dari itu, hukum tersebut dijadikan hukum
internasional.
Kedua,
dalam kasus Habana ini lagi-lagi masalahnya hampir sama dengan
scotia yaitu misscomunications. Mereka para awak kapal, baik Paquete Habana
maupun Lola tidak mengetahui sebelumnya bahwa akan ada perang antara Amerika
dan Spanyol. Kemudian Amerika menangkap kedua kapal ini dengan alasan blokade
Laksamana Sampson Kuba. Mereka disangka akan menyerang, namun bukti mengatakan
bahwa sebenarnya mereka hanya berlayar untuk mencari ikan semata. Dan mereka
juga tidak terbukti membawa senjata. Kemudian,
kedua kapal ini melapor pada pengadilan sirkuit dengan berdasar pada
tradisi yang sudah dilakukan pada tahun 1403 oleh Henry IV. Dan hakim pun
memutuskan untuk membebaskan mereka dengan mengembalikan semua hak-hak mereka
serta penggantian biaya kerusakan dari kapal tersebut.
Reference:
No Name. Case: Customary Law.
Available from : http://chatt.hdsb.ca/~mossutom/law/Handouts/Unit%206-Customary%20Law%20Cases.pdf (Accessed 12/10/03).
Justia. U.S Suprime Case. Available
from : http://supreme.justia.com/cases/federal/us/81/170/case.html (Accessed 12/10/02).
William S. Dodge. The Story of
Paquete Habana : Customary International Law as Part of Our Law. Available
from : http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=847847 (Acessed 07 October 2012).
Justia. Paquete Habana case.
Available from : http://supreme.justia.com/cases/federal/us/175/677/case.html (Accessed 06 October 2012).
[1]
No Name.U.S Supreme Court. Available from : http://supreme.justia.com/cases/federal/us/81/170/case.html
(Accessed 12/10/02)
[2]
No Name.U.S Supreme Court. Available from : http://supreme.justia.com/cases/federal/us/81/170/case.html
(Accessed 12/10/02)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar