Kamis, 11 Oktober 2012

Scotia Case dan Paquete Habana, Sumber Hukum Internasional




Scotia Case
            Scotia case merupakan sebuah kecelakaan yang terjadi antara kapal laut milik Amerika (Berkshire)  dan  Inggris (Scotia, kapal uap) akibat misscommunication antara dua negara tersebut.
            Pada tahun 1863, pemerintahan Inggris telah mengesahkan peraturan berdasarkan amandemen UU tentang pengiriman barang yang berusaha untuk mencegah tabrakan dilaut. Peraturan itu antara lain berisi tentang tata cara pemakaian lampu pada kapal[1], kemudian peraturan pengemudi dan peraturan tentang berlayar. 
            Peraturan ini baru diberlakukan pertama kali oleh Britania Raya/Inggris yang diterapkan bagi seluruh negara dalam  jurisdiksi Britania. Namun beberapa waktu kemudian, Britania berubah pikiran yang akhirnya memutuskan bahwa peraturan ini berlaku bagi kapal-kapal luar negeri, baik dalam jurisdiksi Inggris maupun tidak. Untuk menerapkan peraturan ini, dibutuhkan kesepakatan dari beberapa negara lainnya, hingga akhirnya terjadi keselarasan hukum di negara-negara tersebut guna untuk mencegah kecelakaan. Akhirnya, pada tanggal 13 januari 1863 diterbitkanlah peraturan ini atas persetujuan dari negara lain, seperti Austria, Republik Argentina, Belgia, Brazil,Bremen, Chili, Denmark, Republik Equator, Prancis, Yunani, Hamburg, Hanover, KepulauanHawaii, Haiti, Italia, Lubeck, Mecklenburg-Schwerin, Maroko,, Belanda, Norwegia,Oldenburg, Peru, Portugal, Prusia, Amerika Roma, Rusia, Schleswig Spanyol, Swedia, Turki,Uruguay.
            Namun, pada tahun 1867 terjadi misscommunication antara Amerika dan Inggris. Kapal uap Scotia dan kapal layar Berkshire berlayar pada waktu yang bersamaan. Kemudian kapal Berkshire tidak menyalakan lampu hijau seperti yang  sudah diatur oleh pemerintahan Inggris sebelumnya. Kemudian ia juga tidak menempatkan lampu ditempat yang telah ditentukan. Ia hanya menyalakan cahaya putih yang ditempatkan pada busur kapal dan ditempatkan pada jangkarnya. Berbeda dengan kapal Scotia yang telah mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, bahwa lampu berwana putih itu diletakkan diatas (tiang kapal), yang berarti bahwa mereka masih berada di jarak jauh (kira-kira berjarak 5 mil).  Lampu hijau disisi kanan yang berarti bahwa si kapal berada di jarak kurang lebih 2 mil Sedangkan lampu merah disisi kiri yang berarti bahwa jarak diantara kedua kapal itu sudah sangat berdekatan.
            Akhirnya, Scotia menganggap bahwa kapal Berkshire masih berjarak jauh dengan kapal Scotia. Tapi ternyata dugaan tersebut salah, jarak diantara kedua kapal itu hanyalah beberapa menit saja untuk saling bertemu pada titik yang sama. Alhasil, kecelakaan yang tidak diinginkan oleh keduanyapun tidak dapat dihindari lagi.
            Secara logika, mungkin kita akan berpikir “kenapa Scotia atau Berkshire yang pertama melihat ada kapal lain dihadapannya tidak langsung membelokkan arah kemudi, atau sekedar mengurangi kecepatan?”[2]. Namun, jika kita terlibat langsung dalam kejadian tersebut maka ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, kita akan merasa kaget dan bingung harus melakukan apa karena panik. Pasalnya, saat kita kita akan merasa tenang karena kita pikir kapal itu masih jauh, dan masih ada waktu untuk membelokkan alur yang kita pakai. Kedua, mungkin karena si driver kurang benar-benar tidak melihat dan baru menyadari ketika kapal sudah sangat berdekatan, hingga tidak mungkin untuk membelokkan atau sekedar mengurangi kecepatan. Dan masih banyak kemungkinan lainnya.
            Akhirnya, karena merasa tidak bersalah Berkshire membawa kasus ini ke hukum. Namun, tetap saja pengadilan memutuskan bahwa Scotia lah yang menang. Karena dalam hal ini, scotia telah memenuhi/mematuhi peraturan  yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan Bershire tidak. Semua hak dan kewajiban internasional ini harus berdasarkan dengan kebiasaan yang telah tercantum dalam peraturan Inggris yang sudah diterima secara luas.
            Setelah kejadian ini, akhirnya kasus Skotia ini dijadikan salah satu sumber hukum internasional. Karena adanya kebiasaan (custom) sebagai sumber dari hukum internasional sendiri yang sudah ada sejak dahulu meskipun begitu adanya kebiasaan atau kaidah kaidah tersebut tidak lepas dari sejarah panjang yang terjadi di dakam kaidah tersebut. Meskipun kebiasaan sebagai hukum internasional telah banyak menyusut setelah banyaknya traktat-traktat dan dibentunknya Komisi Hukum Internasional. Namun menurut para ahli bahwa kebiasaan internasional akan tetap ada dan akan memainkan peranan penting bagi sumber kaidah hukum internasional. Ada juga ungkapan “Kebiasaan, sebagaimana dimaksudkan oleh hukum adalah suatu adat istiadat yang telah memperoleh kekuatan hukum.”

Paquete Habana
            Paquete habana merupakan sebuah kasus yang dijadikan sumber hukum internasional berkaitan dengan kapal laut. Awal mula kejadian ini adalah ketika kapal paquete habana yang dikemudikan oleh orang Spanyol yang tinggal di Habana dan lahir di Kuba berlayar untuk mencari ikan di pantai kuba. Mereka berlayar dibawah bendera Spanyol, karena mereka dalam perintah orang spanyol.   Kegiatan ini memang terus berlanjut setiap saat. Namun, pada tanggal 25 Maret 1898 mereka meninggalkan Habana untuk kembali berlayar di sekitar laut yang sering mereka jadikan tempat untuk menangkap ikan selama 25 hari. Kemudian pada tanggal 25 April 1898, ketika mereka bermaksud untuk kembali ke habana dengan muatan ikan sebanyak 40 kwintal tiba-tiba dihadang oleh kapal milik Amerika sekitar 2 mil dari Mariel dan 11 mil dari Habana. Kemudian mereka ditangkap oleh Squardon yang memblokade daerah tersebut dengan sebutan blokade Laksamana Sampson Kuba. Semua ikannya dirampas dan diamankan. Padahal ketiga awak kapal itu tidak mengetahui sebelumnya bahwa akan ada perang antara Amerika dengan Spanyol.
            Dibelahan kiri juga terjadi hal yang sama. Lola (nama sebuah kapal) yang mulai berlayar pada tanggal 11 April 1898 untuk mencari ikan juga dihentikan oleh kapal Amerika. Namun pada saat itu Lola langsung berubah haluan ke Bahia Honda. Tapi tetap saja, pada pagi harinya mereka ditangkap oleh kapal Amerika Dolphin. Kedua kapal itu ditempatkan di perairan teritorial Kuba apa awal perang Amerika-Spanyol kemudian dibawa ke key west dimana kedua kapal itu akhirnya dilelang oleh pengadilan distrik.
            Padahal kedua kapal itu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya akan terjadi perang antara Spanyol dan Amerika. Kemudian mereka juga tidak membawa senjata-senjata seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang mau perang pada umumnya.
            Kemudian, kedua kapal itu melaporkan kejadian itu pada pegadilan sirkuit. Fakta menyebutkan bahwa ketiga awak kapal ini merupakan orang yang baik serta bertanggung jawab. Mereka melaporkan kejadian ini dengan dasar sebuah tradisi yang diselenggarakan oleh negara-negara guna membebaskan kapal penangkap ikan dari penangkapan hadiah di masa perang. Yaitu tradisi yang dilakukan oleh Henry IV pada 1403 yang telah diamati oleh mayoritas orang besar di negara tersebut pada saat itu.
            Bukti menyebutkan bahwa kedua kapal itu memang tidak mengetahui akan adanya blokade kemudian akan ternjadinya perang dengan disertai bukti di lapangan. Mereka tidak terbukti membawa senjata yang digunakan untuk membantuk negara musuh (Spanyol) serta upaya untuk menolah blokade ataupun menolak penangkapan mereka.
            Dengan begitu hakim memutuskan untuk membebaskan mereka dan mengembalikan hak-hak yang menjadi miliknya (seluruh laba dari kargo tersebut) serta mengembalikan biaya kerusakan. Dan menetapkan bahwa penangkapan itu melanggar hukum tanpa sebab kemungkinan.
Kesimpulan  
            Kedua kasus ini dijadikan sebagai sumber hukum internasional yang berasal dari kebiasaan. Karena pertama, dalam kasus scotia sebenarnya hukum pertama yang diberlakukan oleh Inggris itu telah disetujui oleh kurang lebih hampir 30 negara dan diberlakukan dinegara-negara tersebut. Kemudian, sebenarnya Amerika juga membuat hukum yang hampir sama, hanya saja mereka (kebanyakan) lebih menggunakan hukum Inggris. Maka dari itu, hukum tersebut dijadikan hukum internasional.
            Kedua, dalam kasus Habana ini lagi-lagi masalahnya hampir sama dengan scotia yaitu misscomunications. Mereka para awak kapal, baik Paquete Habana maupun Lola tidak mengetahui sebelumnya bahwa akan ada perang antara Amerika dan Spanyol. Kemudian Amerika menangkap kedua kapal ini dengan alasan blokade Laksamana Sampson Kuba. Mereka disangka akan menyerang, namun bukti mengatakan bahwa sebenarnya mereka hanya berlayar untuk mencari ikan semata. Dan mereka juga tidak terbukti membawa senjata. Kemudian,  kedua kapal ini melapor pada pengadilan sirkuit dengan berdasar pada tradisi yang sudah dilakukan pada tahun 1403 oleh Henry IV. Dan hakim pun memutuskan untuk membebaskan mereka dengan mengembalikan semua hak-hak mereka serta penggantian biaya kerusakan dari kapal tersebut.



Reference:  
            No Name. Case: Customary Law. Available from : http://chatt.hdsb.ca/~mossutom/law/Handouts/Unit%206-Customary%20Law%20Cases.pdf (Accessed 12/10/03).
            Justia. U.S Suprime Case. Available from : http://supreme.justia.com/cases/federal/us/81/170/case.html (Accessed 12/10/02).
            William S. Dodge. The Story of Paquete Habana : Customary International Law as Part of Our Law. Available from : http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=847847 (Acessed 07 October 2012).
            Justia. Paquete Habana case. Available from : http://supreme.justia.com/cases/federal/us/175/677/case.html (Accessed 06 October 2012).


[1] No Name.U.S Supreme Court. Available from : http://supreme.justia.com/cases/federal/us/81/170/case.html (Accessed 12/10/02)
[2] No Name.U.S Supreme Court. Available from : http://supreme.justia.com/cases/federal/us/81/170/case.html (Accessed 12/10/02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar