Populasi itu
merupakan jumlah penduduk dalam suatu wilayah. Misalnya jumlah penduduk yang
berada di negara indonesia berjumlah 150 juta (misalnya), nah hal itu disebut
sebagai populasi. Didalam artikel population, environment and food ini
disebutkan bahwa populasi yang sangat besar itu akan menyebabkan pola konsumsi
yang sangat banyak pula. Dan peningkatan populasi ini disebabkan oleh beberapa
faktor. Seperti misalnya kemiskinan. Ada yang menyebutkan, kebanyakan
pertumbuhan populasi yang sangat tinggi ini terdapat di negara yang miskin.
Namun ada yang menyebutkan juga bahwa tingkat populasi yang besar itu disebabkan
oleh urbanisasi. Misalnya, di beberapa negara yang sudah menyetujui adanya KB.
Mereka kedatangan para urban dari negara-negara miskin sehingga tingkat
populasinya bertambah sangat banyak. Kemudian, pertumbuhan populasi juga
tergantung pada perempuan, karena perempuanlah yang mengandung. Seandainya seluruh perempuan di dunia ini mempunyai
kemampuan untuk bereproduksi yang tinggi dalam artian mereka sedang dalam masa
subur, maka kemungkinan besar tingkat populasi di dunia inipun akan bertambah
besar.
Model perubahan
populasi itu mempunyai 3 stage:
1.
Primitive
social organization: ketika angka kematian itu relatif tinggi dan angka
kelahiran itu juga berhubungan tinggi.
2.
Transitional
social organization: ketika angka kematian turun, tetap saja angka kelahiran
itu tinggi.
3.
Modern social
organization : ketika angka kematian itu stabil dan relatif dalam level rendah.
Kelahiranpun mendekati level dari kematian. Dan kemungkinan in the near future
ukuran populasi tak berubah.
Pertambahan
populasi ini berhubungan dengan environment dan food. Hubungan populasi dengan
environment atau lingkungan yaitu ketika tingkat populasi di suatu tempat sudah
melampaui batas, maka mereka akan pergi mencari lingkungan yang baru dan
berharap dapat hidup dengan lebih baik. Karena, ketika populasi di wilayah
tersebut sudah melampaui batas, maka permintaan bahan-bahan makanan pun akan
semakin bertambah. Sehingga, jika mereka para produsen tidak dapat memenuhi
permintaan mereka, maka mereka akan kelaparan. Kemudian kelebihan populasipun
menyebabkan sebuah negara tidak lagi efektif. Pasalnya, lingkungan disekitar
mereka akan semakin padat. Untunglah jika pemerintahan disana masih dapat
menampung mereka, dalam artian mereka masih diperhatikan dan dijamin semua
kebutuhan hidupnya. Namun seandainya negara tersebut tidak dapat memenuhinya
maka akan terjadi perpecahan, bahkan bisa sampai menimbulkan peperangan. Karena
pada dasarnya manusia akan melakukan hal apapun demi melangsungkan kehidupan
mereka. Dan pada dasarnya pula, manusia itu mempunyai sikap egois.
Menurut teori
neo-malthus, populasi itu meningkat karena kesengsaraan manusia dan degradasi
lingkungan. Karena kesengsaraannya itu kebanyakan mereka terpaksa mati karena
tidak bisa lagi bertahan untuk hidup. Kesengsaraan ini bisa disebabkan karena
struktur perencanaan sosial yang tidak merata.
Dari beberapa
argumen, memang dapat disimpulkan bahwa peningkatan populasi itu disebabkan
oleh kemiskinan, namun berbeda dengan tanggapan MDCs, mereka menganggap
sebaliknya. Yaitu, negara menjadi miskin karena kelebihan populasi. Padahal,
seandainya kita dapat memanfaatkan kelebihan populasi itu dengan baik, maka
kemiskinan akan dapat teratasi dengan mudahnya. Atau dengan kebijakan
pemerintah yang telah bernegosiasi atau telah bekerja sama untuk menyamaratakan
penduduknya, kemudian mereka membuka lapangan pekerjaan bagi mereka maka
kelebihan populasi ini akan berubah menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi
semua.
Bagi sebagian
negara, pertumbuhan populasi yang sangat tinggi itu bisa juga dianggap sebagai
sebuah masalah. Pasalnya, mungkin karena pernyataan diatas. Selain itu,
pertumbuhan populasi yang sangat tinggi pun mampu menyebabkan beberapa hal yang
berhubungan dengan lingkungan serta makanan. Hal yang mungkin dianggap biasa
itu ternyata menyebabkan masalah yang luar biasa.
Misalnya, dengan
masalah lingkungan dan makanan. Dengan pertumbuhan populasi yang meningkat.
Sebagian orang berfikir tentang bagaimana caranya supaya kebutuhan sehari-hari
mereka (dalam hal makanan) dapat terpenuhi. Akhirnya mereka melakukan
perkembangan dengan melakukan bioteknologi. Mereka menciptakan sebuah gen yang
mampu untuk mempercepat tumbuhnya tanaman. Alhasil, percobaan itu berhasil dan
diterapkan dibeberapa negara. Namun, karena sifat manusia yang selalu merasa tidak
puas. Akhirnya mereka pun menciptakan hal-hal lainnya. Seperti mesin untuk
pertanian. Akibatnya, mereka jadi lebih sering menggunakan mesin dibandingkan
dengan para buruh. Dan bisa saja hal inipun menjadi acuan terjadinya kemiskinan
di negara tersebut. Dengan begitu, maka diperlukan beberapa langkah untuk
mengatasi masalah populasi yang berhubungan dengan food ini. misalnya seperti,
mengembangkan lagi agrikultur yang sudah ada. Kegiatan ini bisa dilakukan
dibelakang rumah atau disekitar rumah lainnya yang sekiranya layak untuk
dijadikan tempat menanam tumbuhan. Usahakan dilakukan dengan sealami mungkin.
Kemudian gunakan lingkungan sebaik-baiknya.
Selain itu,
kebijakan pemerintahpun ikut mempengaruhi perkembangan populasi di
negara-negara ini. Seandainya kebijakan yang dikeluarkan oleh mereka (para
pembuat kebijakan) itu benar-benar telah disusun sebelumnya, serta benar-benar
telah dipikirkan dari jauh hari dan tujuannya untuk kebaikan masyarakat global
maka tidak akan ada yang namanya kemiskinan yang terjadi karena perkembangan
populasi yang sangat tinggi. Kemudian populasi yang sangat tinggi karena
kemiskinanpun tidak akan pernah ada lagi.
Harper, Charles. (2001) Population,
Environment, and Food. In Environment and Society: Human Perspectives on
Environment Studies. 2nd Ed. New Jersey: Prentice-Hall, h. 171—259.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar