Kamis, 18 Oktober 2012

POPULATION, ENVIRONMENT AND FOOD (Review)



            Populasi itu merupakan jumlah penduduk dalam suatu wilayah. Misalnya jumlah penduduk yang berada di negara indonesia berjumlah 150 juta (misalnya), nah hal itu disebut sebagai populasi. Didalam artikel population, environment and food ini disebutkan bahwa populasi yang sangat besar itu akan menyebabkan pola konsumsi yang sangat banyak pula. Dan peningkatan populasi ini disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti misalnya kemiskinan. Ada yang menyebutkan, kebanyakan pertumbuhan populasi yang sangat tinggi ini terdapat di negara yang miskin. Namun ada yang menyebutkan juga bahwa tingkat populasi yang besar itu disebabkan oleh urbanisasi. Misalnya, di beberapa negara yang sudah menyetujui adanya KB. Mereka kedatangan para urban dari negara-negara miskin sehingga tingkat populasinya bertambah sangat banyak. Kemudian, pertumbuhan populasi juga tergantung pada perempuan, karena perempuanlah yang mengandung. Seandainya  seluruh perempuan di dunia ini mempunyai kemampuan untuk bereproduksi yang tinggi dalam artian mereka sedang dalam masa subur, maka kemungkinan besar tingkat populasi di dunia inipun akan bertambah besar.
            Model perubahan populasi itu mempunyai 3 stage:
1.      Primitive social organization: ketika angka kematian itu relatif tinggi dan angka kelahiran itu juga berhubungan tinggi.
2.      Transitional social organization: ketika angka kematian turun, tetap saja angka kelahiran itu tinggi.
3.      Modern social organization : ketika angka kematian itu stabil dan relatif dalam level rendah. Kelahiranpun mendekati level dari kematian. Dan kemungkinan in the near future ukuran populasi tak berubah.
            Pertambahan populasi ini berhubungan dengan environment dan food. Hubungan populasi dengan environment atau lingkungan yaitu ketika tingkat populasi di suatu tempat sudah melampaui batas, maka mereka akan pergi mencari lingkungan yang baru dan berharap dapat hidup dengan lebih baik. Karena, ketika populasi di wilayah tersebut sudah melampaui batas, maka permintaan bahan-bahan makanan pun akan semakin bertambah. Sehingga, jika mereka para produsen tidak dapat memenuhi permintaan mereka, maka mereka akan kelaparan. Kemudian kelebihan populasipun menyebabkan sebuah negara tidak lagi efektif. Pasalnya, lingkungan disekitar mereka akan semakin padat. Untunglah jika pemerintahan disana masih dapat menampung mereka, dalam artian mereka masih diperhatikan dan dijamin semua kebutuhan hidupnya. Namun seandainya negara tersebut tidak dapat memenuhinya maka akan terjadi perpecahan, bahkan bisa sampai menimbulkan peperangan. Karena pada dasarnya manusia akan melakukan hal apapun demi melangsungkan kehidupan mereka. Dan pada dasarnya pula, manusia itu mempunyai sikap egois.
            Menurut teori neo-malthus, populasi itu meningkat karena kesengsaraan manusia dan degradasi lingkungan. Karena kesengsaraannya itu kebanyakan mereka terpaksa mati karena tidak bisa lagi bertahan untuk hidup. Kesengsaraan ini bisa disebabkan karena struktur perencanaan sosial yang tidak merata.
            Dari beberapa argumen, memang dapat disimpulkan bahwa peningkatan populasi itu disebabkan oleh kemiskinan, namun berbeda dengan tanggapan MDCs, mereka menganggap sebaliknya. Yaitu, negara menjadi miskin karena kelebihan populasi. Padahal, seandainya kita dapat memanfaatkan kelebihan populasi itu dengan baik, maka kemiskinan akan dapat teratasi dengan mudahnya. Atau dengan kebijakan pemerintah yang telah bernegosiasi atau telah bekerja sama untuk menyamaratakan penduduknya, kemudian mereka membuka lapangan pekerjaan bagi mereka maka kelebihan populasi ini akan berubah menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi semua.
            Bagi sebagian negara, pertumbuhan populasi yang sangat tinggi itu bisa juga dianggap sebagai sebuah masalah. Pasalnya, mungkin karena pernyataan diatas. Selain itu, pertumbuhan populasi yang sangat tinggi pun mampu menyebabkan beberapa hal yang berhubungan dengan lingkungan serta makanan. Hal yang mungkin dianggap biasa itu ternyata menyebabkan masalah yang luar biasa.
            Misalnya, dengan masalah lingkungan dan makanan. Dengan pertumbuhan populasi yang meningkat. Sebagian orang berfikir tentang bagaimana caranya supaya kebutuhan sehari-hari mereka (dalam hal makanan) dapat terpenuhi. Akhirnya mereka melakukan perkembangan dengan melakukan bioteknologi. Mereka menciptakan sebuah gen yang mampu untuk mempercepat tumbuhnya tanaman. Alhasil, percobaan itu berhasil dan diterapkan dibeberapa negara. Namun, karena sifat manusia yang selalu merasa tidak puas. Akhirnya mereka pun menciptakan hal-hal lainnya. Seperti mesin untuk pertanian. Akibatnya, mereka jadi lebih sering menggunakan mesin dibandingkan dengan para buruh. Dan bisa saja hal inipun menjadi acuan terjadinya kemiskinan di negara tersebut. Dengan begitu, maka diperlukan beberapa langkah untuk mengatasi masalah populasi yang berhubungan dengan food ini. misalnya seperti, mengembangkan lagi agrikultur yang sudah ada. Kegiatan ini bisa dilakukan dibelakang rumah atau disekitar rumah lainnya yang sekiranya layak untuk dijadikan tempat menanam tumbuhan. Usahakan dilakukan dengan sealami mungkin. Kemudian gunakan lingkungan sebaik-baiknya.
            Selain itu, kebijakan pemerintahpun ikut mempengaruhi perkembangan populasi di negara-negara ini. Seandainya kebijakan yang dikeluarkan oleh mereka (para pembuat kebijakan) itu benar-benar telah disusun sebelumnya, serta benar-benar telah dipikirkan dari jauh hari dan tujuannya untuk kebaikan masyarakat global maka tidak akan ada yang namanya kemiskinan yang terjadi karena perkembangan populasi yang sangat tinggi. Kemudian populasi yang sangat tinggi karena kemiskinanpun tidak akan pernah ada lagi.

Harper, Charles. (2001) Population, Environment, and Food. In Environment and Society: Human Perspectives on Environment Studies. 2nd Ed. New Jersey: Prentice-Hall, h. 171—259.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar