Rabu, 14 November 2012

Cerita Metamorfosis Cantik dari Norwegia


Metamorfosis cantik dari Norwegia? Apa maksudnya?
            Jika melihat judul diatas, mungkin sebagian orang akan mengerutkan dahinya karena terlihat sedikit aneh atau mungkin penasaran. Sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan metamorfosis diatas? Biasanya yang bermetamorfosis itu adalah kupu-kupu kan? Nah, apakah mungkin yang dimaksud metamorfosis diatas itu adalah metamorfosis kupu-kupu cantik di Norwegia atau apa?
            Sebenarnya yang dimaksud dengan “Cerita Metamorfosis Cantik dari Norwegia” ini adalah cerita perkembangan atau pembangunan yang dilakukan oleh Norwegia pasca perang dunia ke-2. Layaknya kupu-kupu, Norwegia pun bermetamorfosis dari negara yang biasa menjadi negara yang luar biasa seperti sekarang ini. Norwegia termasuk kedalam salah satu negara bahagia dari 9 negara lainnya. Jadi strategi pembangunan seperti apa yang dilakukan oleh Norwegia pasca perang dunia 2, hingga mampu menjadi salah satu negara berbahagia? Ternyata, sebelum ia berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, ia selalu memperhatikan keadaannya secara keseluruhan. Tanpa ada satu hal pun yang ia lupakan. Tumbuh bersama, majupun bersama. Dan yang paling diperhatikan oleh negara ini adalah kesejahteraan masyarakatnya. Dengan mengembangkan perindustrian, Norwegia berhasil membuat masyarakatnya merasa cukup dengan apa yang sekarang mereka miliki. Apalagi sekarang Norwegia dibilang sebagai negara yang berbahagia. Kenapa?

            Nah, sebelum menuju pada pembahasan yang lebih jauh, mari kita kenali dulu metamorfosis seekor kupu-kupu. Jika dilihat dari sejarahnya, kupu-kupu itu berasal dari sebutir telur kemudian berubah menjadi seekor ulat. Bentuknya menggelikan atau bahkan menakutkan membuat semua orang merinding jika melihatnya. Biasanya, ulat hanya hidup di dedaunan, ranting atau pohon untuk sekedar mencari makan. Dan seandainya tidak beruntung, ia akan dimangsa oleh predatornya. Kemudian, setelah beberapa lama ia hidup menjadi seekor ulat dan lulus untuk hidup, ia akan mencari tempat yang aman kemudian berubah menjadi kepongpong dan akhirnya berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Strategi hidup yang dilakukan oleh seekor ulat ini menentukan cantik atau tidaknya kehidupan ia selanjutnya.
            Begitupun dengan Norwegia. Norwegia berkembang sedikit demi sedikit. Dari asalnya mereka berburu saja kemudian mulai berkembang sekitar abad ke 5 atau 6. Pada abad tersebut, masyarakat Norwegia berpindah dari awalnya berburu menjadi bertani serta beternak. Hal itu dilakukan karena adanya sebuah perkembangan pemikiran. Mereka merasa lelah dengan terus berburu sehingga mereka berpikir untuk membuat makanan mereka sendiri. Alhasil, merekapun beralih ke pertanian dan peternakan. Pertanian, banyak kita temui di daerah Norwegia bagian Selatan. Namun tidak semua tanaman bisa ditanam disana. Karena keadaan tanah yang tipis, dingin serta daerah pegunungan, maka tanaman yang dapat ditanam disana itu adalah berupa biji-bijian.  Sedangkan di bagian Barat, kebanyakan beternak.
            Kemudian pada tahun 1900-an, Norwegia sudah masuk ke ranah industri. Yang dimulai melalui pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik (Norwegia, n.d.) dan  berbagai industri lainnya. Norwegia sangat memanfaatkan Sumber Daya Alam sebagai sumber ekonomi mereka. Kebiasaan berburu masyarakat Norwegia yang kreatif pun membawa mereka menjadi seorang masyarakat kreatif yang selalu mengembangkan pikirannya. Sehingga pada tahun tersebut mereka berpikir untuk mengembangkan Sumber Daya Alamnya. Kemudian Ekspor dan impor pun mulai di kembangkan lebih jauh.
            Menurut data dari European Route of Industrial Herritage, Norwegia juga mulai memperkenalkan industri baru yang murah untuk di produksi (ERIH, n.d.). Misalnya, elektrokimia dan electrometallurgy. Selain dari itu, produk lain seperti karbida, seng, timah, baja, ferosilikon dan pupuk pun mulai diproduksi. Norwegia juga mulai memperketat pertambangan. Karena mereka pikir, pertambangan juga sangat berpengaruh bagi kemajuan sebuah negara.
            Sekitar akhir tahun 1960-an, industri minyak (perminyakan) mulai berkembang di Norwegia. Namun ketika krisis minyak yang melanda mereka pada tahun 1973, perhatian masyarakat internasional mulai beralih pada energi yang bisa diperbaharui (Norwegia, n.d.). Energi yang dapat diperbaharui di Norwegia adalah tenaga ombak, tenaga angin, pompa panas, dan bentuk baru dari bioenergy lainnya. Hingga akhirnya, pada tahun 1975 Norwegia menjadi salah satu negara pengekspor minyak dan gas.
            Selain itu, peningkatan yang cukup besar dalam sektor pertanian dan peternakan juga terjadi pasca perang dunia tersebut. Tanaman yang paling terkemuka pada tahun 1998 adalah sereal. Terutama Barley, gandum dan kentang yang mencapai 400.320 ton. Kemudian dari peternakan ada 2,5 juta domba, 998.400 sapi dan 768.400 babi (1998) (National Encyclopedia, n.d.).  Dengan begitu, Norwegia kembali meningkatkan kerjasama perdagangan dengan beberapa negara lain.
            Berarti Norwegia tidak terlalu kelabakan dalam menangani perekonomian pasca perang dunia ke dua. Karena mereka sudah mulai berkembang sebelum perang dunia ke dua. Meski banyak halangan, pada saat itu Norwegia tidak berhenti berpikir dan berinovasi menghadapi kondisi dunia yang seperti itu.  Bahkan menurut data di European Route of Industrial Herritage, pertambangan di negara ini pun menjadi hal yang sangat penting bagi kemajuan ekonomi mereka (ERIH, n.d.).  
            Alhasil, pendapatan perkapita Norwegia pun selalu berkembang ketika ia mengalami kegagalan. Bahkan sampai hari ini pendapatan per kapita Norwegia itu mencapai sekitar US$ 52.946, yaitu sekitar 510 juta lebih (Aneh di Dunia, 2012). Pendidikan dan pelayanan kesehatannya sangat bagus, kemudian standar hidup yang baik menyebabkan angka harapan hidup yang lebih baik juga.
            Demikianlah metamorfosis baik yang dilakukan oleh Norwegia sehingga bisa dikatakan sebagai negara yang bahagia dan termasuk salah satu negara terkaya di dunia. Mereka menjadikan kesejahteraan dari penduduknya sendiri sebagai fokus utama dalam pembangunan dari negara mereka.
            Tidak ada fasilitas khusus, sambutan khusus serta hal-hal khusus lainnya yang dilakukan untuk seorang pejabat Norwegia. Yang mereka pikir hanyalah bagaimana caranya supaya mereka semua dapat menjadi sebuah negara yang sejahtera. Tidak ada pengangguran serta kemiskinan. Karena jika warga negara mereka miskin, maka mereka pun akan berpikiran pendek karena tidak mendapat pendidikan yang tinggi serta tindakan kriminalpun tak dapat dielakkan lagi.  
            Menurut Charles Harper dalam buku Environment and society: Human Perspective on Environment Studies, yang mengatakan bahwa suatu negara dapat dikatakan sebagai negara yang maju ketika individu dari negara tersebut sejahtera. Kemudian ada juga yang mengatakan bahwa sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju jika Human Development index-nya termasuk ke dalam kategori high level. HDI tersebut dapat dilihat dari besarnya angka harapan hidup, tingkat pendidikan, standar hidup, kesejahteraan, pelayanan kesehatan, dan lain sebagainya. Dan Norwegia sekarang sudah memenuhi standar dari HDI tersebut. Tingkat kesejahteraannya baik, angka harapannya pun tinggi, tingkat pengangguran rendah, pendidikan yang baik, pelayanan publik yang baik, dan lain sebagainya.
            Bagaimana? Cantik tidak metamorfosisnya?

2 komentar:

  1. Norwegia negara maju dan makmur di Eropa

    BalasHapus
  2. info menarik, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com

    BalasHapus