Jumat, 23 November 2012

Kibaran Bendera Islam di Langit Pakistan



            Peran mayoritas selalu saja menutup gerak-gerik minoritas. Kebanyakan minoritas selalu terhalang aksinya dan bahkan terkalahkan oleh kaum-kaum mayoritas. Begitu juga yang terjadi di India. Warga India yang mayoritas Hindu selalu menonjolkan dirinya dan menutup warga  Islam yang minoritas. Namun, sejak kedatangan Muhammad Ali Jinnah semuanya berubah. Sejauh mana peran Muhammad Ali Jinnah untuk warga Islam? Muhammad Ali jinnah selalu berusaha dan pantang menyerah untuk mempertahankan atau memperjuangkan warga muslim yang ada di India. Bahkan ia juga berpikir untuk mendirikan negara Islam supaya mereka (para warga Islam) mampu menjalankan peribadatannya dengan aman dan nyaman, tanpa gangguan apapun.
            Pada tanggal 14 Agustus 1947, tepatnya dua tahun setelah kemerdekaan Negara Republik Indonesia lahirlah sebuah negara yang bernama Pakistan. Negara yang mayoritas warganya Muslim. Perjuangan untuk mendapatkan persetujuan berdirinya Pakistan ini sungguhlah panjang. Namun berkat kegigihan serta kesungguhan Muhammad Ali Jinnah, Pakistan pun terbentuk.
            Pada saat itu, Islam merupakan sebuah golongan minoritas yang lemah ditengah kekuasaan politik serta militer Inggris (Seberkas Sejarah, 2011). Kemudian datanglah Muhammad Ali Jinnah, seorang anak saudagar yang mengenyam pendidikan hukum di London. Awalnya, Muhammad Ali jinnah di suruh untuk melanjutkan sekolah bisnis disana. Namun, karena ia tertarik dengan dunia hukum akhirnya Ali pun masuk ke dunia hukum. Kemudian setelah lulus, ia bekerja menjadi advokat selama dua tahun disana dan mengait hati machpherson dengan semua kepiawaiannya. Ia menyerahkan perpustakaannya untuk digunakan oleh Muhammad Ali jinnah dengan suka hati.
            Pada tahun 1906, Muhammad Ali jinnah mulai terjuan ke lapangan perpolitikan di negaranya (India) dengan ikut serta menjadi sekretaris presiden Dhabai Naoradji dalam kongres kalkuta (calcutta congress seasson)[1]. Ia berpikir bahwa India harus merdeka dari penjajahan Inggris, Spanyol dan Portugis. Kemudian ia juga berpikir bahwa kemerdekaan ini haruslah dicapai atas dasar persatuan antara umat Islam dan Hindu di negara tersebut. Sehingga, Muhammad Ali jinnah mendirikan Liga Muslim India pada tahun 1913, ia juga diangkat menjadi Preside Liga Muslim India tersebut. Kemudian pada tahun 1916, Muhammad ali Jinnah membuat atau pakta Lucknow yang berisi tentang perjanjian antara partai kongres nasional India (yang mewakili umat Hindu) dengan Liga Muslim India (yang mewakili umat muslim). Didalam perjanjian itu disebutkan bahwa umat Islam India akan memperoleh daerah dan ketentuan ini akan dicantumkan dalam Undang-undang Dasar india yang akan disusun kelak atau telah tiba waktunya (Pendidikan Sejarah, 2011).
            Menurutnya, India ini haruslah dipimpin oleh rakyat India. Bukan dari umat Hindu, bukan juga dari umat Muslim. Berarti, setiap orang yang berwarga negara India, baik itu Islam atau Hindu boleh memimpin di India. Namun, muncul beberapa pendapat bahwa sesungguhnya antara Islam dengan Hindu itu tidak dapat disatukan. Karena tujuan atau kepentingan mereka juga berbeda.
            Orang-orang Hindu yang ada di India ingin mewujudkan sebuah negara dengan sistem aligarh, sedangkan orang-orang muslim ingin mewujudkan sebuah negara yang syar’i dengan pola Nasionalis India Islam. Mr. Shakesphere pejabat pemerintahan Inggris dan pemimpin senior Hindu Musahabha, Mr. V.D. Savarkas, mengatakan bahwa  kedua golongan Hindu dan Muslim tidak akan dapat bekerjasama dengan damai[2].
            Hal ini terbukti pada pelaksanaan janji yang diberikan oleh Inggris, umat Hindu yang merupakan mayoritas di negara tersebut tetap saja muncul dengan kepentingan umat Hindu sendiri. Ditambah lagi sebuah kejadian yang mengecewakan muncul ketika  konferensi meja bundar yang diadakan di London pada tahun 1930-1932. Mereka yang beragama Hindu muncul kembali dengan kepentingan-kepentingan mereka sendiri. Maksudnya mereka dengan semangatnya membicarakan kemerdekaan India untuk kepentingan-kepentingan umat Hindu tersendiri. Muhammad Ali Jinnah mengemukakan kekecewaannya ini dihadapan mahasiswa setelah beberapa tahun kemudian. Ia mengatakan bahwa ia sangat kecewa dan merasa terkejut ketika mendengar beberapa teman Hindunya. Umat muslim tidak ubahnya seperti penduduk didaerah tidak bertuan, ia mulai merasa bahwa ia tidak dapat menolong India maupun mengubah pemikiran orang Hindu dan tidak akan membuat orang Muslim ini sadar. Sehingga ia memutuskan untuk tinggal atau menetap di London.
            Akan tetapi pada tahun 1934, Muhammad Ali Jinnah diminta pulang oleh rekan-rekannya, karena Liga Muslim India ini memerlukan pemimpin seperti ia lagi. Dan akhirnya berkat bujukan dari temannya tersebut, ia kembali ke india dan kembali memperjuangkan hak-hak umat Islam disana. Ia pikir, bahwa umat Islam pun berhak untuk mendirikan negara Islam dan berhak untuk menjalankan peribadatannya dengan tenang dan aman. Pada tahun 1937, Liga Muslim maju untuk mengikuti pemilihan umum disana, namun ternyata kekalahan menimpa mereka karena mereka masih merupakan warga yang minoritas sedangkan partai kongres merupakan perwakilan dari umat hindu yang merupakan warga mayoritas di negara tersebut.
            Kemudian pada tahun 1942, Inggris berjanji kepada India bahwa mereka akan memberikan kemerdekaan pada India setelah Perang Dunia II. Namun sampai tahun 1945 ternyata janji itu hanyalah sebuah wacana saja. karena ketika mereka berusaha untuk memberikan kedaulatan atau kemerdekaan kepada India, mereka selalu saja mendapatkan sebuah kendala dan akhirnya, Inggris memutuskan untuk membentuk sebuah pemerintahan sementara yang terdiri dari anggota-anggota pilihan Inggris saja. Namun, Muhammad Ali Jinnah menentang semua rencana dari pemerintahan Inggris tersebut. karena pemerintahan inggris menunjuh Jawaharal Nehru sebagai salah satu dari orang yang akan memimpin pemerintahan sementara tersebut. Dan menurut Muhammad Ali Jinnah, hal tersebut akan semakin hal tersebut akan membuat huru hara terjadi kembali. Dan ternyata huru-harapun terjadi dan tidak dapat dihindari lagi. 
            Kemudian huru-hara tersebut semakin meledak setelah kemenangan Liga Muslim India pada pemilihan umum tahun 1945. Kerusuhan ini berlangsung cukup lama. Sehingga menimbulkan korban yang tidak sedikit. Dan timbullah pemikiran untuk memisahkan umat Hindu dengan Islam. Mereka menginginkan wilayah yang terpisah dengan umat Hindu. Hal ini ditujukan untuk perdamaian diantara mereka juga. Akhirnya, karena pemerintahan Inggris tidak mampu lagi untuk mencegah kerusuhan yang terjadi diantara umat Hindu dan Islam ini, ia memberikan kedaulatan kepada dua dewan konstitusi. India diberikan kepada umat Hindu dan Pakistan diberikan pada umat Muslim.
            Sebenarnya pemikiran ini sudah ada sejak abad ke-18, namun baru berhasil direalisasikan dibawah kepemimpinan Muhammad Ali Jinnah yang selalu berani melangkah untuk kepentingan bersama. Sehingga Muhammad Ali Jinnah merupakan sosok tokoh yang disegani dikalangan umat Muslim. Namun, setahun setelah ia berhasil mendirikan serta memimpin Pakistan, ia menghembuskan nafasnya pada tanggal 11 September 1948.
            Sebelum seperti sekarang, Pakistan mengalami kegoyahan dalam bidang perpolitikan. Bahkan pada tahun 1971, Pakistan mengalami peperangan. yaitu perang saudara antara Pakistan Barat dengan Pakistas Timur. Hingga akhirnya melahirkan Bangladesh. Akan tetapi kegoyahan itu tidak terjadi secara terus-menerus, dan ternyata mengalami perkembangan, seperti yang dikatakan dalam buku “In the Line of Fire” Karya Presiden Musharraf (2006).  Pertumbuhan dalam berbagai bidang seperti bidang pendidikan, kesejahteraan, peran wanita (emansipasi) dan bidang-bidang lainnya mengalami perkembangan yang cukup baik.
            Dan sekarang, di daerah perbatasan antara India dengan Pakistan selalu diadakan acara untuk memperingati hari jadi negara mereka.
 “Suasana makin marak, ketika penonton bertepuk tangan menonton para perempuan berbagai usia yang sukarela berlari sembari membawa bendera menuju garis perbatasan lalu kembali. Berbagai lagu setempat diperdengarkan dan diikuti dengan mengalirnya massa ke bagian tengah ruas jalan raya untuk berjoget. Salah satu akrab di telinga adalahJai Ho dari film Slumdog Millionaire.”[3]
            Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Pakistan hadir berkat kegigihan mereka. Serta berkat kegigihan salah satu tokoh mereka juga yang tidak pantang menyerah ketika memperjuangkan negara Islam untuk umat Islam yang menjadi minoritas di negara tersebut. Muhammad Ali Jinnah merupakan sosok pejuang yang selalu memperjuangkan Islam di negara tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Muhammad Ali Jinnah untuk menyatukan umat Islam dan Hindu dirasa gagal, karena masih banyak diantara mereka yang selalu mengunggulkan atau mementingkan kepentingan mereka sendiri. Namun ia tidak pernah berputus asa untuk memperjuangkan hak-hak orang Islam.
            Ketika perang dan huru-hara sering terjadi di India, muncullah ide/gagasan untuk memisahkan umat Hindu dan umat Islam dengan membentuk negara baru. Pemikiran-pemikiran Muhammad Ali Jinnah cukup memberikan sebuah kesadaran bagi umat Muslim untuk bangkit. Dan ternyata gagasan mulai semakin menguat setelah Inggris tidak mampu lagi untuk mencegah kerusuhan diantara umat Muslim dan Hindu. Inggris memberikan kedaulatan kepada Pakistan pada 14 Agustus 1947 pada umat Muslim dan selang seharinya kedaulatan India pada umat Hindu.
            Peran Muhammad Ali Jinnah terhadap pendirian Pakistan memang sangatlah besar. Sehingga, Muhammad Ali Jinnah sangat di segani di kalangan umat Muslim. Bahkan Muhammad Ali Jinnah menjadi bapak Pakistan sampai sekarang.


















DAFTAR PUSTAKA
            Enayatulloh, Anwar (1976). Story of Jinnah. Bulan bintang : Jakarta. P.36.
            Syarif, Almujahid (1981). Quaid-I-Azam Jinnah, Study In Interpretation. Quaid-I-Azam Academy Karachi, p.1.
            Manggalani, ukirsari (2011). Available from : http://nationalgeographic.co.id/blog/2011/10/menonton-acara-penutupan-perbatasan-india-pakistan/ [Accessed at november, 20th 2012].
            Peran Muhammad Ali Jinnah (2011) Available from: http://www.sejarah.indah.web.id/2011/10/peran-muhammad-ali-jinnah-dalam.html [accessed 21th 2012].
            Pola Perjuangan Muhammad Ali Jinnah (2011) Available from : http://www.referensimakalah.com/2012/08/pola-perjuangan-muhammad-ali-jinnah.html [Acessed 22th 2012].


[1] Syarif, Almujahid (1981). Quaid-I-Azam Jinnah, Study In Interpretation. Quaid-I-Azam Academy Karachi, p.1.
[2] Pola Perjuangan Muhammad Ali Jinnah (2011) Available from : http://www.referensimakalah.com/2012/08/pola-perjuangan-muhammad-ali-jinnah.html [Acessed 22th 2012].
[3] Manggalani, ukirsari (2011). Available from : http://nationalgeographic.co.id/blog/2011/10/menonton-acara-penutupan-perbatasan-india-pakistan/ [Accessed at november, 20th 2012].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar