Kamis, 26 Juli 2012

Makalah Interaksi Sosial (Dasar-dasar Ilmu Sosial)


INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial merupaka hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, dan antara individu dan kelompok.
I.            BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Gillin dan Gillin menggolongkan bentuk-bentuk interaksi sosial itu menjadi dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu proses assosiatif dan  dissosiatif. Untuk pembahasan dalam tulisan kali ini, penulis akan membahas tentang proses interaksi sosial asosiatif.
1.      Proses asosiatif
Proses asosiatif merupakan proses yang cenderung menciptakan persatuan dan meningkatkan solidritas diantara masing-masing anggota kelompok.
Proses-proses asosiatif ada 4 yaitu:
1.      Kerjasama
Kerjasama ini dapat dibagi lagi menjadi 5 bentuk, yaitu;
a)      Kerukunan, yaitu tolong menolong atau gotong royong.
b)      Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian tentang pertukaran barang-barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
c)      Ko-optasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk mencegah terjadinya kegoncangan organisasi tersebut.
d)     Koalisi, yaitu kombinasi dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama, umumnya bersifat kooperatif.
e)      Join-venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyak tertentu.
2.      Akomodasi
Akomodasi adalah suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa mengahancurkan pihaak lawan, sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya, atau bisa dikatakan sebagai proses adaptasi.
Akomodasi juga merupakan keadaan dimana adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antar individu atau kelompok, kaitannya dengan nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.
Adapun bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
a)      Coercion, yaitu proses dilaksanakan karena ada paksaan.
b)      Compromise, yaitu pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian.
c)      Arbitration, yaitu usaha untuk mencapai compromise tidak dapay dicapai, maka diperlukan pihak ketiga.
d)     Mediation, yaitu sengaja diundang pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan masalah yang terjadi diantara pihak yang berselisih, dimana pihak ketiga sebagai penasehat.
e)      Conciliation, yaitu usaha yang dilakukan untuk mempertemukan pihak yang berselisih guna mencapai persetujuan bersama. Konsiliasi dilakukan secara resmi melalui wakil-wakil dari pihak yang terlibat.
f)       Toleration, yaitu akomodasi tanpa persetujuan yang formal, kadang-kadang tanpa rencana atau tanpa sadar.
g)      Stalemate, yaitu pihak –pihak yang bertentangan mempunyai kekuasaan  yang sama, kemudian berhenti pada titik tertentu.
h)      Adjudication, yaitu penyelesaian sengketa atau perkara di pengadilan.
3.      Asimilasi
Asimilasi adalah usaha yang dilakukan untuk megurangi perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau antar kelompok dan meliputi usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses asimilasi timbul jika ada:
a)      Kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaannya
b)      Individu sebagai warga kelompok saling bergaul secara langsung dalam jangka waktu yang lama.
c)      Kebudayaan dari masing-masing kelompok beribahdan saling menyesuaikan diri.
Factor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi:
a)      Toleransi
b)      Kesempatan-kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
c)      Sikap mengahargai orang asing dan kebudayaannya.
d)     Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
e)      Persamaan dalam unsure kebudayaan.
f)       Perkawinan campuran.
g)      Adanya musuh bersama dari luar.
Pengahalang terjadinya asimilasi:
a)      Terisolasinya suatu golongan dalam masyarakat.
b)      Kurangnya penetahuan tentang kebudayaan yang dihadapi;
§      Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi.
§      Menganggap bahwa kebudayaan suatu kelompok lebih tinggi daripada kebudayaan lainnya.
§      Perasaan adanya ras lain yang lebih unggul.
§      Perasaan yang kuat bahwa individu terikat dengan kelompok dan kebudayaannya.
§      Adanya gangguan terhadap minoritas dari penguasa.
§      Adanya perbedaan kepentingan, kemudian adanya pertentangan pribadi.
4.      Akulturasi

II.            FENOMENA INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF DI MAYARAKAT
Dalam makalah ini kami memaparkan tentang proses asosiatif bentuk kerja sama. Kerja sama yang diambil dalam makalah ini adalah kerja sama bilateral antara jepang dengan Indonesia. Menurut Marti Natalegawa, hubungan bilateral Indonesia dengan jepang bersifat statis. Hal yang sama juga diakui Menlu Koichiro yang mengatakan bahwa di Asia, hubungan strategis tersebut hanya terjalin dengan Indonesia. Di bidang ekonomi, digarisbawahi kerjasama pengembangan area metropolitan dan pembangunan infrastruktur lainnya di Indonesia. Selain itu, keduanya juga membahas masalah ketahanan pangan, keamanan energi dan energi terbarukan.
Pada tahun 2009 Pemerintah baru Jepang di bawah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Yukio Hatoyama berjanji akan meningkatkan kerja sama dengan Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Komitmen tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Katsuya Okada saat bertemu Menlu Hassan Wirajuda di Gedung Departemen Luar Negeri (Deplu), Jakarta. Okada juga yakin, nilai ekspor-impor kedua negara akan meningkat pada tahun-tahun mendatang. Ia mengatakan bahwa ia berkeinginan untuk meningkatkan kembali hubungan bilateral antara jepang dengan Indonesia, diantaranya investasi dibidang ekonomi.
Bagi Indonesia, Jepang selama ini merupakan mitra dagang terbesar. Pada 2008 lalu, angka perdagangan kedua negara mencapai USD43 miliar. Untuk memperkokoh hubungan ekonomi, kedua negara sudah menandatangani Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) pada Juli 2008. Hassan Wirajuda mengatakan bahwa pada saat penandatanganan EPA, mereka juga membicarakan tentang peningkatan hubungan ekonomi, perdagangan dan investasi. Dan ia percaya, bahwa dengan keberadaan mereka dibawah perjanjian EPA, angka perdagangan itu akan terus meningkat.
Kesepakatan yang tertuang dalam EPA memang diharapkan bisa mendorong investasi Jepang di Indonesia. Selain membicarakan hubungan di bidang ekonomi, Okada juga membahas kerja sama di Asia Timur. Okada yang baru dilantik menjadi Menlu bulan lalu menganggap Indonesia sebagai mitra sangat penting bagi Jepang di kawasan Asia Timur. Jepang akan terus mengajak Indonesia untuk berdiskusi membahas soal kawasan Asia Timur. Beberapa tahun terakhir Indonesia menjadi negara demokratis yang matang dan secara ekonomi lebih stabil.
Indonesia dan Jepang juga menciptakan hubungan bilateral. Misalnya hubungan bilateral dalam hal perdagangan. Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007)
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.
Kemudian kerjasama Indonesia-Jepang dalam hal investasi. Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia akibat krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih sepenuhnya, namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia. Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007, Jepang menduduki tempat pertama dengan angka 11,5% dalam kesuluruhannya.
Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang sebagai negara penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM).
Kerjasama ekonomi Indonesia-Jepang terbentuk juga salah satunya dalam ODA. Indonesia merupakan negara penerima ODA (bantuan pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17% dari seluruh ODA yang diberikan Jepang)
Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah :
 
Pinjaman Yen
: 125.2 milyar Yen
Bantuan hibah
: 5.4 milyar Yen
  (berdasarkan pertukaran Nota-nota)
Kerjasama teknik
: 7.8 miliar Yen
  (berdasarkan realisasi pembiayaan JICA)

Perundingan resmi “Economic Partnersip Agreement antara Indonesia dan Jepang (EPA)” disetujui oleh pemerintah Indonesia dan Jepang pada waktu Presiden SBY berkunjung ke Jepang dengan resmi pada bulan Juni 2005, setelah itu Presiden SBY dan Mantan Perdana Menteri Jepang, Mr.Abe menandatangani surat persetujuan EPA pada tgl 20 Agustus 2007. Melalui EPA yang telah berlaku efektif dan mulai diimplementasikan pada tanggal 1 Juli 2008 ini, diharapkan perdagangan dan investasi antara kedua Negara dapat meningkat dan semakin berkembang.


III.            TEORI PROSES ASOSIATIF BERDASARKAN KAJIAN SOSIOLOGI DAN KAJIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

1.      Kajian Sosiologi
Ilmu sosial disebut juga dengan sosiologi. Sosiologi berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti kawan,masyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat.
Dalam kajian sosiologi akan mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya, menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif dan kualitatif, juga menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu
Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Dalam hal ini kita lebih mengarah pada proses interaksi social.
v  Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process.
v  Menurut Charles P.Loomis cirri-ciri interaksi social adalah:
1.      Jumlah pelaku lebih dari satu orang yaitu dua orang atau lebih.
2.      Adanya komunikasi anatar pelaku dengan menggunakan symbol-simbol atau lambag-lambang .
3.      Adanya suatu dimensi waktu yang meliputu masa lalu, masa kini, dan yang akan datang yang akan menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung.
4.      Adanya tujuan yang harus dicapai sebagai hasil dari interaksi social.
Interaksi social bersifat dinamis dan merupakan dasar bagi proses social. Interaksi social akan berlangsung bila terjadi aksi reaksi diantara kedua belah pihak artinya jika hanya satu pihak saja ada aksi dan pihak lain tidak bereaksi maka tidak terjadi interaksi social.
2.      Kajian Hubungan Internasional
Bentuk-bentuk interaksi dapat dibedakan berdasarkan banyaknya pihak yang melakukan interaksi, intensitas interaksi, serta pola interaksi yang terbentuk. Dalam hubungan internasional, interaksi yang terjadi antara actor dapat dikenali karena intensitas keberulangannya (recurrent) sehingga membentuk suatu pola tertentu. Secara umum bentuk reaksi dari suatu Negara terhadap suatu Negara lain dapat berupa akomodasi, mengabaikan, berpura-pura seolah-olah informasi/pesan dari Negara lain belum diterima, mengulur-ngulur waktu, menawar, dan menolak aksi dari Negara lain.
Bentuk-bentuk interaksi berdasarkan banyaknya pihak yang melakukan hubungan, antara lain dibedakan menjadi hubungan bilateral, trilateral, regional, dan multilateral atau internasional. Pola-pola yang terbentuk dari proses interaksi, dilihat dari kecenderungan sikap dan tujuan dari pihak-pihak yang melakukan hubungan timbal balik tersebut, dibedakan menjadi pola kerja sama, persaingan dan konflik.
Adapun pengertian hubungan internasional dan interaksi-interaksi sosial dalam hubungan intternasional adalah sebagai berikut;
  1. Trygve Mathiesen memberikan definisi bahwa hubungan internasional adalah “ The all aspects of human social life “
  2. Schwarzenberger menyatakan bahwa ilmu hubungan internasional adalah adalah bagian dari sosiologi yang khusus mempelajari masyarakat internasional (sociology of international relations).
  3. Ilmu hubungan internasional dalam arti umum tidak hanya mencakup politik saja, tetapi juga mencakup unsure-unsur ekonomi, sosial budaya, hankam, dan sebagainya, seperti misalnya imigrasi dan emigrasi, perdaganga, pariwisata, olimpiade, atau pertukaran budaya.
4.      Berdasarkan teori Columbis and Wolfe 1983 Inroduction to International relation: ‘Power and Jusice’. Hubungan internasional dapat dipandang sebagai sebuah bidang studi atau disiplin ilmu tentang fenomena sosal yang sifatnya internasional. Fenomena-fenomena yang dimaksud adalah segala interaksi yang dilakukan oleh manusia yang melewati batas-batas Negara, diantaranya perdagangan internasional, bantuan luar negeri, diplomasi perang, konfrensi internasional dan pariwisata.
5.      Berdasarkan teori Hocking & Smith,1990 (219:221) Pada dasarnya disetiap interaksi pada system internasional mengandung  4 hal dasar yaitu : Skala (baik yang menyangkut actor, isu, maupun geografis), arah (apakah interaksi yang terjadi seimbang atau tidak), intensitas (sekedar apakah hubngan antar actor), dan durasi (apakah hubungan bersifat permaen atau temporer).
Dari beberapa paparan di atas dapat dimaknakan bahwa dalam hubungan internasional proses interaksi berlangsung dalam suatu wadah atau lingkungan, atau suatu proses interaksi, interrelasi serta saling mempengaruhi antara actor dengan lingkungannya atau sebaliknya.



IV.            ANALISIS FENOMENA INTERAKSI SOSIAL BERDASARKAN KAJIAN SOSIOLOGI DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
1.      Analisis Fenomena Interaksi Sosial Berdasarkan Kajian Sosiologi
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa dalam kajian sosiologi yang paling ditekankan adalah bagaimana interaksi antara manusia itu dengan lingkungan disekitarnya. Dimana dalam proses interaksi itu mereka menggunakan symbol-simbol tertentu dan ada tujuan akhir yang inginn dicapai dari interaksi tersebut. adapun kegiatan interaksi yang dilakukan antara Indonesia dengan jepang yaitu interaksi asosiatif yang bersifat kerjasama, dalam hal ini khususnya yaitu tentang kerjasama ekonomi.
Pemerintah jepang dibawah perdana menteri Yukio Hatoyama berjanji akan meningkatkan kerjasama antara jepang dan Indonesia. Komitmen tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Katsuya Okada saat bertemu Menlu Hassan Wirajuda di Gedung Departemen Luar Negeri (Deplu), Jakarta,  menganggap Indonesia sebagai mitra sangat penting bagi Jepang di kawasan Asia Timur. Jepang akan terus mengajak Indonesia untuk berdiskusi membahas soal kawasan Asia Timur. Dari kegiatan yang dilakukan oleh menteri luar negeri Indonesia dengan menteri luar negeri jepang terlihat bahwa kegiatan yang mereka lakukan merupakan salah satu bentuk interaksi, dimana kedua menteri dari dua Negara tersebut saling mengunjungi satu sama lain, kemudian mereka saling berkomitmen untuk lebih memperat hubungan kerjasam diatara kedua Negara tersebut. dan selain itu antara pemerintah Indonesia dan jepang juga sering dilakukan diskusi yang membahas tentang kerjasama antara Indonesia dengan jepang dan bagaimana langkah-langkah selajutnya serta kelanjutan dari proses interaksi kerjasama tersebut.
Selain interaksi sosial dalam bentuk kerjasama, pemerintah jepang dan Indonesia pun sering melakukan jenis interaksi lainnya, misalnya pertukaran budaya, pertukaran pelajar dan pemberian bantuan bencana. Sebagai contoh pemerintah jepang memberikan bantuan kepada Indonesia ketika terjadi bencana gempa bumi di padang sumatera barat pada tahun 2009 lalu. Menlu Hassan Wirajuda menyampaikan terima kasih atas perhatian dan bantuan Pemerintah Jepang terhadap korban gempa di Sumatera Barat (Sumbar). Jepang sudah mengirimkan bantuan tim search and rescue (SAR) serta dana tunai. Jepang merupakan salah satu dari 50 negara dan organisasi internasional yang sudah berkomitmen untuk membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi pascagempa di Sumbar. Selain itu, sebagai bentuk kepedulian Jepang, Okada bahkan akan mengunjungi korban gempa di Sumbar, kala itu. Melalui kunjungan langsung tersebut, Pemerintah Jepang berharap bisa mendapatkan informasi serta data yang lengkap sebelum menentukan bentuk bantuan jangka panjang atau menengah apa yang paling tepat bagi korban gempa. Dapat terlihat jelas bahwa interaksi antara Indonesia dan jepang cukup baik, dimana mereka melakukan interaksi yang sifatnya membentuk persatuan atau asosiatif. Yang tentu saja dibalik semua interaksi yang mereka lakukan, baik itu dalam bentuk kerjasama, perundingan, diskusi dan pemberian bantuan yang dilakukan oleh jepang terhadap Indonesia, pasti ada maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh keduanya. Yang sudah tentu keuntungan itu bersifat baik material, pskologis dan juga persatuan dan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga akan timbul saling ketergantungan diantara keduanya.
2.      Analisis Fenomena Interaksi Sosial Beradasarkan Kajian Hubungan Internasional.
Fenomena interaksi sosial yang terjadi antara Indonesia dan jepang pada umunya terjadi dalam bentuk kerjasama bilateral, yang khususnya kerjasama dalam bidang ekonomi. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan dalam teori yang diungkapkian oleh Columbis and Wolfe, bahwa fenomena yang dimaksud adalah segala interaksi yang dilakukan oleh manusia yang melewati batas-batas Negara, diantaranya perdagangan internasional, bantuan luar negeri, diplomasi perang, konfrensi internasional dan pariwisata.
Dalam perdagangan perdagangan internasional, bagi Indonesia, Jepang selama ini merupakan mitra dagang terbesar. Seperti yang kita ketahui banyak sekali produk-produk jepang yang beredar di pasar Indonesia, terutama dalam bidang otomotif, yaitu motor dan mobil. Selain itu jepang juga merupakan salah satu Negara yang memberikan pinjaman uang kepada Indonesia dan juga investor yang sangat banyak berinvestasi di Negara kita. Seperti yang kita lihat banyak sekali perusahaan jepang yang berdiri di Indonesia, kita ambil contoh yang paling familiar dengan kita, yaitu perusahaan motor Yamaha, Honda dan sebagainya, kemudian perusahaan laptop seperti Toshiba, tv dan banyak lagi.
Selain dari hal-hal yang telah dilakukan di atas pada taggal 6 Januari 2010  Menteri Kominfo Tifatul Sembiring beserta jajarannya juga melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Masamitsu Naito.  Pertemuan tersebut bertujuan meningkatkan kerjasama kedua negara khususnya bidan ICT.  Pertemuan bilateral Indonesia dengan Jepang ini berlangsung sangat konstruktif. Menteri Kominfo Tifatul Sembiring menjelaskan secara komprehensif tentang program pengembangan ICT yang sedang dan akan dilakukan di Indonesia. Dalam pertenuan tersebut Naito juga menyampaikan keinginan pihak kalangan bisnis telekomunikasi Jepang untuk meningkatkan investasinya di Indonesia. Sebagai gambaran, investasi bidang telekomunikasi Jepang di Indonesia saat ini sesungguhnya cukup besar, seperti di antaranya diinvestasikan pada pembangunan sistem komunikasi kabel laut yang akan menghubungkan Surabaya hingga Hong Kong, yang di antaranya mengikut sertakan NEC Jepang bersama Fangbian Iskan Corporindo dan Telemedia Pacific Inc Hong Kong.
Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia.  Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia misalnya minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, tekstil, mesin dll. Dan barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.
Maka dari itu untuk memperkokoh hubungan ekonomi, kedua negara membuat sebuah surat persetujuan yang disebut Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement, yang sudah menandatangani pada tanggal 1 Juli 2008 lalu. Kesepakatan iini bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua Negara. Dan juga kesepakatan yang tertuang dalam EPA ini memang diharapkan bisa mendorong investasi Jepang di Indonesia. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar