Rabu, 11 Juli 2012

Terima Kasih, Syifa!

Haaa.....
Sudah lama tak berjumpa dengan teman-teman sepengajianku, akhirnya aku putuskan untuk menulis semuanya disini.

Syifaush-shudur, 
disinilah tempatku berkembang. Sehabis lulus SD, aku ditawari untuk mondok di sebuah pesantren yang  tak pernah kutahu dimana tempatnya. Aku hanya mampu untuk meng-iyakan saja. Karena, dulu kupikir jauh dari orang tua itu enak. Tapi ternyata, setelah aku jalani. Mondok itu benar-benar sesuatu, dan aku juga bisa merasakan bagaimana rasanya jauh dari orang tua (heuheuheu sedihlah). 
Tapi, Tuhan ternyata telah merencanakan sesuatu untukku. 
Dari kerinduanku pada orang tua, akhirnya aku menuliskan semua perasaan rinduku pada orang tua dalam diary kecil berwarna ungu-kuning. 
Selain itu, aku juga belajar untuk berani maju ke depan. 
Awalnya, kupikir masuk pesantren hanyalah ngaji belaka. Namun, ternyata beda. Disini, aku mampu menemukan passionku. Kemudian aku mampu mengenali diriku dan mampu untuk berbicara dihadapan orang banyak. 
Ya, Syifaush-shudur. 
Disini aku menemukan semuanya. 
Ibu pesantren selalu memberikan inspirasi untuk menjadi yang terbaik. Beliau selalu menginspirasi kami dengan semua tindakannya. Bahkan beliau menjadi wanita inspiratif dan termasuk guru berprestasi. 
Awalnya, aku tidak terpikir untuk sekolah tinggi-tinggi. Namun, lagi-lagi beliau selalu memberikan petuah yang sangat menyentuh. Akhirnya akupun terinspirasi kembali untuk bermimpi setinggi langit. Biarlah langit yang menjadi saksi dari semua ini. 

Syifaush-shudur, disini aku belajar mandiri. Hingga akhirnya mampu untuk menjaga diri di kehidupan bebas ini. 
Syifaush-shudur, ya pesantren kecil yang begitu menginspirasiku. 
Terima kasih semuanya, 
terima kasih umi, aku akan selalu mengenangmu. 
Aku akan selalu bermimpi tinggi, dan aku akan berusaha sekuat mungkin untuk mencapainya. 

Terima kasih,,,, terima kasih banyak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar