Selat Hormuz
merupakan selat yang memisahkan Iran dengan Arab Saudi. Selat Hormuz merupakan
jalur yang sering dilalui distribusi dari produsen minyak (Arab, Bahrain, Uni
Emirat Arab, Quwait, Irak, Iran dan Oman[1])
minyak ke luar Teluk Persia. Namun, akhir-akhir ini telah terjadi pemanasan di
selat tersebut. Pemanasan bukan berarti panas karena terik matahari, akan
tetapi panas yang disebabkan oleh penyataan Iran yang akan memblokade Selat
Hormuz karena AS akan menerapkan sanksi embargo terhadap Iran[2].
Reaksi pasar langsung negatif. Harga minyak di dunia langsung naik lebih dari 1
dollar AS per barrel di bursa Newyork dan London[3].
Iran adalah produsen minyak
terbesar kedua setelah Arab Saudi, di antara 12 negara anggota The
Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Kapasitas
produksi sekitar 3,5 juta barrel per hari. Iran juga merupakan negara yang
memiliki cadangan minyak ketiga terbesar setelah Arab Saudi dan Venezuela yakni
151 miliar barrel.
Beberapa
ketegangan sempat terjadi karena ancaman penutupan Selat Hormuz dan ancaman
bahwa Iran akan meletakkan beberapa ranjau di Selat Hormuz. Bahkan beberapa
negara sudah menyediakan senjata-senjata dan melengkapinya guna untuk persiapan
nanti, jika suatu saat terjadi perang di Selat tersebut. Jelas, hal ini sangat
menguntungkan bagi Amerika. Karena negara-negara tersebut membeli perlengkapan
senjatanya dari Amerika.
Kemudian apa
yang akan terjadi jika Selat Hormuz memang benar-benar ditutup? Jika
benar-benar ditutup, maka beberapa kemungkinan akan terjadi, pertama,
negara-negara yang melakukan embargo kepada Iran membatalkan embargonya. Kedua,
akan terjadi krisis minyak dunia. Ketiga, perang.
Jika kita
lihat, masing-masing negara memang masih mementingkan negaranya masing-masing.
Seharusnya jika ada suatu permasalahan seperti ini, PBB serta IAEA langsung
berperan aktif[4]
untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginka, seperti halnya
penutupan/ blokade Selat Hormuz oleh Iran.
Bagi negara
Indonesia, pergolakan yang terjadi antara Iran dengan negara Uni Eropa itu
tidak mempengaruhi persediaan minyak di Indonesia. Namun berpengaruh pada
Indonesian Crude Price nya. Karena harga minyak mentah di dunia masih tinggi.
Awalnya asumsi dasar harga minyak mentah di APBN 2011 sebesar 80 dollar AS.
Tapi berdasarkan pengamatan terakhir, kecenderungan harga minyak mentah
mencapai 83 dollar AS per barrel.
Secara
geografis negara indonesia memang sangat kaya. Karena Indonesia mempunyai hutan
yang sangat luas, lahan pertanian yang subur, kekayaan laut yang sangat
melimpah dan beberapa kekayaan lainnya. Sayangnya, Indonesia masih kurang
dengan Sumber Daya Manusianya. Terkadang ada warga Indonesia yang sangat
kompeten, namun tidak mendapatkan perhatian yang lebih dari negara. dan
akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal di luar negeri saja.
Melihat konflik
Selat Hormuz dari segi geoekonomi, Indonesia secara langsung memang menyatakan
tidak terlalu kena akibatnya. Namun setelah diteliti lebih lanjut, ternyata
Indonesia juga terkena imbasnya. Yaitu kenaikan ICP dari 80 dollar AS per
barrel menjadi 83 dollar AS per barrel. Seandainya kenaikan harga minyak di
dunia semakin tinggi, maka Indonesia pun akan terpengaruhi.
Akibatnya,
muncullah beberapa isu tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Isu itu
menyebutkan bahwa jika harga bahan bakar minyak naik, maka harga bahan-bahan
pokok pun akan naik. Beberapa anggapan negatif mulai mengkontaminasi
masyarakat. Akhirnya, terjadilah aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa
beserta masyarakat yang menginginkan agar harga Bahan Bakar Minyak di Indonesia
tetap seperti biasa.
Dari analisis
konflik tersebut, maka bisa dibuat beberapa strategi atau formulasi untuk
menyelesaikan konflik tersebut. yaitu ;
1.
Indonesia
mengirimkan surat kepada dewan PBB terkait dengan pernyataan Iran yang akan
memblokade Selat Hormuz[5]
2.
Indonesia
mengadakan diskusi langsung dengan diplomat dari negara-negara ASEAN atau
bahkan dengan diplomat di seluruh dunia untuk mencari sebuah solusi yang
terbaik untuk konflik Iran tersebut. Setelah ditemukan sebuah solusi yang
paling bagus atau yang paling dianggap cocok untuk dilaksanakan, maka utuslah
salah satu diplomat sebagai perwakilan untuk bernegosiasi langsung dengan Iran
3.
Indonesia
ikut berbegosiasi dengan negara-negara yang terkait dengan perselisihan ini
kemudian mencarikan sebuah solusi nyata, agar tidak terjadi perang
4.
Untuk
nasionalnya sendiri, Indonesia harus bersiap-siap untuk membuat cadangan minyak
guna mengantisipasi krisis minyak
5.
Indonesia
harus mampu menghilangkan isu-isu yang memang tidak relevan dengan kenyataan
sehingga membuat panik semua warganya
Bentuk aplikasi
yang sudah dilakukan oleh presiden kita yaitu memberikan sebuah surat kepada
dewan PBB untuk segera mencari solusi guna mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak diinginkan. Kemudian Indonesia juga terus mengawasi Selat Hormuz.
Namun seiring
berjalannya waktu, akhirnya pergolakan di Selat Hormuz pun mulai mereda. Iran
menyatakan bahwa dirinya tidak akan memblokade Selat Hormuz. Ia berjanji
dihadapan salah satu utusan dari Kuwait yang bernegosiasi dengannya. Jika sudah
begitu, tinggal bagaimana masing-masing negara memperbaiki hubungannya dengan
Iran. Karena Selat Hormuz merupakan selat yang sangat berpengaruh penting dalam
jalannya distribusi minyak ke beberapa negara targetan distrbibusi. Karena jika
memang benar Iran akan memblokade Selat Hormuz, maka akan terjadi kerugian atau
bahkan krisis minyak di dunia. Selain itu, jika Selat Hormus di blokade maka
bisa sampai menimbulkan perang. Pasalnya Selat Hormuz sangat vital bagi
perekonomian dunia. Jadi, sekarang lebih baik kita mempererat hubungan antar
negara terutama antar negara-negara pengekspor minyak tersebut. Jangan sampai
terjadi pergolakan seperti ini lagi. Setiap negara harus menghadapi semua
permasalahan dengan kepala dingin bahkan kalau bisa setiap negara harus mempu
menjadi seorang peredam dari konflik-konflik yang ada. Sehingga terciptalah
kedamaian di dunia ini.
[1]
Ipoel Misbach. Selat Hormuz Memanas, siapa untung? Siapa buntung? 24
April 2012. http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/04/24/selat-hormuz-memanas-siapa-untung-siapa-buntung/
[2] Musthafa Abd Rahman. Bisakah Iran menutup selat Hormuz?
Kamis, 5 Januari 2012. http://internasional.kompas.com/read/2012/01/05/07314299/Bisakah.Iran.Menutup.Selat.Hormuz
[3]
..... blokade Selat Hormuz akan rusak ekonomi dunia. Kamis, 29 Desember
2011. http://internasional.kompas.com/read/2011/12/29/08513546/Blokade.Selat.Hormuz.Akan.Rusak.Ekonomi.Dunia
[4]
Susi Fatimah. SBY Surati PBB Terkait Gejolak Selat Hormuz. Kamis, 05
Januari 2012. http://international.okezone.com/read/2012/01/05/411/552317/sby-surati-sekjen-pbb-terkait-gejolak-selat-hormuz
[5]
Susi Fatimah. SBY Surati PBB Terkait Gejolak Selat Hormuz. Kamis, 05
Januari 2012. http://international.okezone.com/read/2012/01/05/411/552317/sby-surati-sekjen-pbb-terkait-gejolak-selat-hormuz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar