Sabtu, 14 Juli 2012

Perspektif Geoekonomi Indonesia Tehadap Selat Hormuz




Selat Hormuz merupakan selat yang memisahkan Iran dengan Arab Saudi. Selat Hormuz merupakan jalur yang sering dilalui distribusi dari produsen minyak (Arab, Bahrain, Uni Emirat Arab, Quwait, Irak, Iran dan Oman[1]) minyak ke luar Teluk Persia. Namun, akhir-akhir ini telah terjadi pemanasan di selat tersebut. Pemanasan bukan berarti panas karena terik matahari, akan tetapi panas yang disebabkan oleh penyataan Iran yang akan memblokade Selat Hormuz karena AS akan menerapkan sanksi embargo terhadap Iran[2]. Reaksi pasar langsung negatif. Harga minyak di dunia langsung naik lebih dari 1 dollar AS per barrel di bursa Newyork dan London[3]. Iran adalah produsen minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi, di antara 12 negara anggota The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Kapasitas produksi sekitar 3,5 juta barrel per hari. Iran juga merupakan negara yang memiliki cadangan minyak ketiga terbesar setelah Arab Saudi dan Venezuela yakni 151 miliar barrel.
Beberapa ketegangan sempat terjadi karena ancaman penutupan Selat Hormuz dan ancaman bahwa Iran akan meletakkan beberapa ranjau di Selat Hormuz. Bahkan beberapa negara sudah menyediakan senjata-senjata dan melengkapinya guna untuk persiapan nanti, jika suatu saat terjadi perang di Selat tersebut. Jelas, hal ini sangat menguntungkan bagi Amerika. Karena negara-negara tersebut membeli perlengkapan senjatanya dari Amerika.
Kemudian apa yang akan terjadi jika Selat Hormuz memang benar-benar ditutup? Jika benar-benar ditutup, maka beberapa kemungkinan akan terjadi, pertama, negara-negara yang melakukan embargo kepada Iran membatalkan embargonya. Kedua, akan terjadi krisis minyak dunia. Ketiga, perang.
Jika kita lihat, masing-masing negara memang masih mementingkan negaranya masing-masing. Seharusnya jika ada suatu permasalahan seperti ini, PBB serta IAEA langsung berperan aktif[4] untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginka, seperti halnya penutupan/ blokade Selat Hormuz oleh Iran.
Bagi negara Indonesia, pergolakan yang terjadi antara Iran dengan negara Uni Eropa itu tidak mempengaruhi persediaan minyak di Indonesia. Namun berpengaruh pada Indonesian Crude Price nya. Karena harga minyak mentah di dunia masih tinggi. Awalnya asumsi dasar harga minyak mentah di APBN 2011 sebesar 80 dollar AS. Tapi berdasarkan pengamatan terakhir, kecenderungan harga minyak mentah mencapai 83 dollar AS per barrel.
Secara geografis negara indonesia memang sangat kaya. Karena Indonesia mempunyai hutan yang sangat luas, lahan pertanian yang subur, kekayaan laut yang sangat melimpah dan beberapa kekayaan lainnya. Sayangnya, Indonesia masih kurang dengan Sumber Daya Manusianya. Terkadang ada warga Indonesia yang sangat kompeten, namun tidak mendapatkan perhatian yang lebih dari negara. dan akhirnya mereka memutuskan untuk tinggal di luar negeri saja.
Melihat konflik Selat Hormuz dari segi geoekonomi, Indonesia secara langsung memang menyatakan tidak terlalu kena akibatnya. Namun setelah diteliti lebih lanjut, ternyata Indonesia juga terkena imbasnya. Yaitu kenaikan ICP dari 80 dollar AS per barrel menjadi 83 dollar AS per barrel. Seandainya kenaikan harga minyak di dunia semakin tinggi, maka Indonesia pun akan terpengaruhi.
Akibatnya, muncullah beberapa isu tentang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Isu itu menyebutkan bahwa jika harga bahan bakar minyak naik, maka harga bahan-bahan pokok pun akan naik. Beberapa anggapan negatif mulai mengkontaminasi masyarakat. Akhirnya, terjadilah aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa beserta masyarakat yang menginginkan agar harga Bahan Bakar Minyak di Indonesia tetap seperti biasa.

Dari analisis konflik tersebut, maka bisa dibuat beberapa strategi atau formulasi untuk menyelesaikan konflik tersebut. yaitu ;
1.      Indonesia mengirimkan surat kepada dewan PBB terkait dengan pernyataan Iran yang akan memblokade Selat Hormuz[5]
2.      Indonesia mengadakan diskusi langsung dengan diplomat dari negara-negara ASEAN atau bahkan dengan diplomat di seluruh dunia untuk mencari sebuah solusi yang terbaik untuk konflik Iran tersebut. Setelah ditemukan sebuah solusi yang paling bagus atau yang paling dianggap cocok untuk dilaksanakan, maka utuslah salah satu diplomat sebagai perwakilan untuk bernegosiasi langsung dengan Iran
3.      Indonesia ikut berbegosiasi dengan negara-negara yang terkait dengan perselisihan ini kemudian mencarikan sebuah solusi nyata, agar tidak terjadi perang
4.      Untuk nasionalnya sendiri, Indonesia harus bersiap-siap untuk membuat cadangan minyak guna mengantisipasi krisis minyak
5.      Indonesia harus mampu menghilangkan isu-isu yang memang tidak relevan dengan kenyataan sehingga membuat panik semua warganya
Bentuk aplikasi yang sudah dilakukan oleh presiden kita yaitu memberikan sebuah surat kepada dewan PBB untuk segera mencari solusi guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian Indonesia juga terus mengawasi Selat Hormuz.
Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya pergolakan di Selat Hormuz pun mulai mereda. Iran menyatakan bahwa dirinya tidak akan memblokade Selat Hormuz. Ia berjanji dihadapan salah satu utusan dari Kuwait yang bernegosiasi dengannya. Jika sudah begitu, tinggal bagaimana masing-masing negara memperbaiki hubungannya dengan Iran. Karena Selat Hormuz merupakan selat yang sangat berpengaruh penting dalam jalannya distribusi minyak ke beberapa negara targetan distrbibusi. Karena jika memang benar Iran akan memblokade Selat Hormuz, maka akan terjadi kerugian atau bahkan krisis minyak di dunia. Selain itu, jika Selat Hormus di blokade maka bisa sampai menimbulkan perang. Pasalnya Selat Hormuz sangat vital bagi perekonomian dunia. Jadi, sekarang lebih baik kita mempererat hubungan antar negara terutama antar negara-negara pengekspor minyak tersebut. Jangan sampai terjadi pergolakan seperti ini lagi. Setiap negara harus menghadapi semua permasalahan dengan kepala dingin bahkan kalau bisa setiap negara harus mempu menjadi seorang peredam dari konflik-konflik yang ada. Sehingga terciptalah kedamaian di dunia ini.


[1] Ipoel Misbach. Selat Hormuz Memanas, siapa untung? Siapa buntung? 24 April 2012.  http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/04/24/selat-hormuz-memanas-siapa-untung-siapa-buntung/
[2] Musthafa Abd Rahman. Bisakah Iran menutup selat Hormuz? Kamis, 5 Januari 2012. http://internasional.kompas.com/read/2012/01/05/07314299/Bisakah.Iran.Menutup.Selat.Hormuz
[3] ..... blokade Selat Hormuz akan rusak ekonomi dunia. Kamis, 29 Desember 2011. http://internasional.kompas.com/read/2011/12/29/08513546/Blokade.Selat.Hormuz.Akan.Rusak.Ekonomi.Dunia
[4] Susi Fatimah. SBY Surati PBB Terkait Gejolak Selat Hormuz. Kamis, 05 Januari 2012. http://international.okezone.com/read/2012/01/05/411/552317/sby-surati-sekjen-pbb-terkait-gejolak-selat-hormuz
[5] Susi Fatimah. SBY Surati PBB Terkait Gejolak Selat Hormuz. Kamis, 05 Januari 2012. http://international.okezone.com/read/2012/01/05/411/552317/sby-surati-sekjen-pbb-terkait-gejolak-selat-hormuz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar