Sabtu, 14 Juli 2012

Man Over Nature (Resume)


Dalam bab ini dapat kita ketahui bahwa istilah ekologi itu didefinisikan sebagai “science of planetary housekeeping” oleh Barry. Istilah ekologi ini berarti tentang bentuk pelajaran kehidupan di rumah. Sedangkan menurut bangsa Yunani ekologi adalah hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
Para kaum feminis melihat ekologi dengan ambivalence. Kebanyakan mereka mencurigai ekologi serta ekofeminism karena mereka menganggap hubungan antara alam dengan perempuan itu kuno, mereka yakin bahwa hal itu merupakan dasar penindasan wanita. Ekofeminis percaya bahwa penindasan perempuan dan dominasi alam merupakan bentuk atau hasil dari patriarki, Ecofeminis juga mengklaim bahwa sambungan alam dan perspektif ekologi feminis ini dapat menawarkan pengetahuan baru.
Sejak kelahirannya pada abad ke 17, sistem negara yang modern mempunyai hubungan yang uneasy dengan lingkungan alamnya, sumber daya alam dan letak geografis dilihat sebagai sumber untuk meningkatkan kekuasaan negara dan kekayaan. Penulis feminis seperti Carolyn Merchant dan Evelyn Fox keller mendeskripsikan perubahan fundamental dalam sikap komunitas ilmu barat kearah lingkungan alam yang dimulai juga pada abad ke 17.
Isu-isu lingkungan juga meningkat secara garis besar. Namun bagaimanapun, beberapa pemikiran baru dalam hubungan internasional dimulai dari sebuah asumsi pertanyaan.
Tapi walaupun banyak pertanyaan tentang pemikiran baru, asumsi optimis dari pengetahuan enlightenment tentang kemampuan rejuantive alam untuk menyediakan sumber tidak terbatas untuk perkembangan manusia. Hanya ekologis dan ekofeminislah yang telah mengambil lebih banyak cara radikal.
Teks politik Hans morgenthau’s di antara bangsa-bangsa membahas kurangnya perhatian terhadap lingkungan, kelalaian yang umum bagi banyak teks-teks tradisional dalam hubungan internasional. Morgenthau membahas sumber daya alam hanya dalam istilah dari peran mereka sebagai unsur penting kekuasaan negara. Dia menekankan pentingnya sumber daya alam swasembada sebagai penting untuk kekuasaan nasional, terutama dalam masa perang. Ia menjelaskan pergeseran sejarah yang dramatis seperti hilangnya timur dekat (Near East) dan afrika utara sebagai pusat kekuasaan, yang disebabkan oleh penurunan produktivitas pertanian. Konsisten dengan tradisi geopolitical barat pada awal abad ke-20 , morgenthau mengklaim  bahwa pihak amerika serikat berhutang statusnya sebagai sebuah kekuatan besar di bagian yang menguntungkan posisi geografis dalam sistem internasional. Sebagai daratan yang luas yang di apit oleh laut dikedua sisinya, Amerika Serikat telah berada di posisi strategis dan menguntungkan pada paruh waktu abad ke-20, terutama untuk tujuan membuat ancaman nuklir yang kredibel.
Morgenthau mengatakan sumber daya alam dan geopolitik menggambarkan cara lingkungan alam telah dilihat dalam tradisi-tradisi dominan teori hubungan internasional Barat. Dalam sistem internasional hirarkis, akses ke sumber daya alam dan posisi geografis telah  menguntungkan elemen-elemen kunci untuk pencapaian kekuasaan negara, untuk orang-orang dengan kemampuan yang dapat melakukannya,  aset ini harus dilindungi melalui cara militer dan meningkatkan ekspansi ke luar negeri atau penaklukan , jika diperlukan .
Mitos State-of-nature, digunakan oleh sejarawan realis untuk menjelaskan dan meresepkan untuk perilaku negara dalam sistem internasional, ini telah diperkuat dengan mendominasi dan eksploitatif sikap terhadap alam. Metafora yang menggambarkan lingkungan alam liar tanpa mengendalikan lembaga-lembaga politik, , “the war of everyman against avaryman,” permintaan meningkatkan batas-batas yang kuat untuk melindungi ruang domestik dan menjinakkan/menangkal pasukan luar yang tak terkendali. Negara dengan kapasitas dapat melakukannya mungkin bergerak melampaui batas-batas ini untuk menuai karunia alam melalui proyek-proyek ekspansi dan penaklukan.
Sumber daya alam memiliki peranan penting dalam suatu Negara, karena guna memenuhi kebutuhan negaranya dibutuhkan sumber daya alam guna produksi primer dan sekunder. Dengan sumber daya alam melimpah maka dapat meningkat juga tingkat ekonomi suatu Negara apabila memiliki kemampuan untuk mengolah sumber daya tersebut menjadi barang mentah atau barang jadi yang dibutuhkan oleh pasar domestic dan internasional. Semakin tinggi tingkat ekonomi suatu Negara maka semakin besar juga power atau pengaruh Negara tersebut di pasar internasional.
            Kemudian naturalisasi yang lemah diabad ke-17 memudahkan untuk munculnya modernisasi di Eropa. Dalam buku The Death of Nature, Carolyn Merchant merubah kebiasaan yang bersifat subjektif dan tak mendasar dengan perspektif yang lebih ilmiah. Dikarenakan manusia sekarang lebih banyak didominasi oleh perspektif petuah zaman dulu. Bila dilihat dari sejarahnya pada masa Yunani dan ajaran Kristen, bahwa perspektif petuah (yg  pada akhirnya menjadi biasa dan diterima masyarakat) terdapat dalam perilaku setiap orang dan lingkungan sosialisasi. Terutama hal ini banyak ditujukan kepada perempuan, karena perempuan merupakan sosok yang memiliki peran dalam regenerasi manusia. Namun, perspektif petuah bila dilakukan dengan salah hanya akan menjadi kekacauan. Di abad ke-17 perspektif petuah mengalami perkembangan menjadi lebih terkonsep dan ilmiah. Ini bertujuan untuk menciptakan teori yag lebih mendasar. Perubahan makna ini sudah dapat dilihat dari penciptaan dalam pemunculan ilmu dan pengetahuan baru, yang diukur secara teratur dan rasional dengan hukum yang dijalankan supaya tujuan utama sekularisme dapat dilakukan.
            Perilaku licik dan anarkisme melemahkan pergerakan masyarakat eropa yang modern. Didalam bukunya The Animal Estate, Harriet Ritvo menjelaskan pemberlakuan HAM dan kebebasan memudahkan penyebaran perilaku anarkis. Pada abad ke-19 perilaku anarkis tidak akan berlangsung lama, perilaku tersebut akan mati oleh perilaku mereka sendiri. Perilaku seperti ini merupakan objek manipulasi untuk melakukan kehancuran. Beberapa pemikir feminist beranggapan bahwa pendikotomian gender akan mempengaruhi dalam pendomoinasian dunia. tak bisa dipungkiri perilaku licik akan terus berkembang seiring dengan kepentingan yang dimiliki.
           Didalam feminist kedudukan tergambar melalui hirarki, dan kedudukan wanita lebih tinggi dari pada laki-laki. Salah satu hal yang mempengaruhi tindakan para penganut feminist dipengaruhi oleh tindakan naturalist dan animalist. Paradigma ini muncul sebagai pemberontakan akibat ketidakstabilan hirarki antara laki-laki dan perempuan. Kelemahan posisi perempuan merupakan akibat dari  perilaku sosial masyarakat. Francis Bacon menujuk perhatian pada sosok wanita, penahlukannya, pembentukan dan pelemahannya melaui pemikiran ilmiah. Menurut baron bahwa tujuan pelemahan perempuan agar semua perempuan pada setiap zamannya akan selalu tahluk dan jinak kepada laki-laki. Ini disetujui oleh William Leis bahwa semuanya tergantung dari penguasaan terhadap petuah yang ada. Petuah yang menyebabkan pelemahan bagi kedudukan seorang perempuan, maka tak heran apabila laki-laki memiliki dominasi terhadap sistem dari Eropa hingga seluruh dunia.
            Ini menambah kejelasan bahwa sebenarnya tujuan utama pembentuksn ilmu modern adalah dengan mendominasi pemikiran berupa petuah yang berkembang dengan alamiah. Pemikiran petuah ini hanya dapat terpakai untuk negara penganut feminists, namun tidak pada negara maskulin. Dalam metafora gender digunakan sebagai perlawan dari para perempuan. Dengan perkembangan perilaku perempuan hal ini diharapkan akan membantu perempuan dalam mendominasi sistem internasional. Posisi wanita yang seakan  terkurung oleh pemikiran akan petuah(takhayul)lah yang membuat mereka seakan memberontak dengan kehidupan sosial yang ada.
            Perkembangan dunia yang menuju ekonomi kapitalisme membutuhkan eksploitasi sumber daya yang sangat besar. Dengan tujuan untuk menguasai pasar dan mendapatkan kekayaan material yang meningkat. Dan hal ini memaksa perempuan untuk dapat melakukan keduanya. Sehingga pada akhirnya fokus utama mereka sebagai seorang wanita didalam rumah tangga tidak dilakukan dengan baik, yang berakibat kehancuran didalam tumah tangganya sendiri.
Dalam bagian “The Domination of nature Globalized” dijelaskan tentang dominasi pria dalam sifat global dimana (ia) banyak memberikan contoh tentang proses dan dampak dari ekspansi bangsa-bangsa Eropa terhadap bangsa asli Amerika. Latar belakang dari ekspansi tersebut yaitu  bahwa timbulnya ekonomi pasar dan kebutuhan untuk mengembangkan base sumber pendapatan bersama-sama dengan visi ilmiah baru menjadi sangat penting bagi negara-negara dalam sistem internasional untuk mengembangkan melebihi batas Eropa. Bangsa-bangsa Eropa kala itu mulai melakukan ekspansi keluar untuk mencari sumber daya alam baru bagi perkembangan industri mereka. Pada abad ke 16 mereka mulai membuat kapal-kapal besar yang menyebabkan kekurangan yang sangat parah akan kayu di berbagai belahan Eropa. Krisis ekologis ini pun kemudian menyentuh dimensi global dimana visi kemanusaan akan penaklukan alam telah meluas dari bumi bahkan keluar angkasa, dimana mereka mulai berencana untuk melakukan penambangan di bulan.
            Dalam sistem internasional dengan memasukkan konsep kedaulatan dari setiap unit politik, gagasan  dunia sebagai  sumber kekuatan utama, tidak dapat diacuhkan, membawa  pada kompetisi dan konflik politik. Ekspansi dan imperialisme Eropa sebagai perkembangangan ilmiah menjadi sebuah pembenaran  untuk projek imperialis. Demikian dengan posisi yang lebih rendah ditugaskan kepada perempuan dan sifat di era awal Eropa modern telah meluas kepada anggota dari budaya dan bangsa lain.
            Harriet Ritvo berpendapat bahwa pertumbuhan diktonomi antara domestik dan bianatang liar  di Eropa seringkali disamakan dengan diktonomi antara pemberadaban dan pembiadaban dalam masyarakat manusia.  Ia mencontohkan dengan pembukaannya sebuah kebun binatang yang terdiri dari berbagai binatang liar dari seluruh dunia di London Inggris pada tahun 1828. Proses penjinakan tersebut secara berangsur-angsur menempatkan manusia, bangsa Eropa dan penduduk asli serupa, terpisah dari sifat dasarnya. Walaupun penduduk asli Amerika tetap menjalin hubungan yang baik dengan binatang dalam pikiran orang Eropa, tetapi dibawah hirarki politik dan sosial bangsa Eropa, penduduk asli Eropa mulai melihat dirinya jauh dari sumber daya alam dan jauh dari sifat dasarnya.
            Fase selanjutnya dalam revolusi ekologi ini adalah perubahan atau pergantian sektor pertanian menjadi sektor  industri  manufaktur. Sejalan dengan perubahan ini, faktor produksi dan reproduksipun terbagi kedalam dua wilayah yang berbeda, dan perempuan didefinsikan oleh fingsi reproduksi mereka kedalam bidang privat.  Pertanian komersial kebanayak dilakukan oleh kaum laki-laki sebagai kekuatan mekanik abstrak wajib dalam sifat manajemen, sedang sifat perempuan sebagai ibu mundur kedalam bidang privat dimana mereka mengaharapkan menjadi penegak nilai-nilai moral yang tidak memiliki tempat dalam ekonomi pasar.
            Rivto juga menuliskan dalam text Zoology-nya, dimana ia mendeskripsikan Afrika, bahwa di semua negara  dimana laki-laki sebagian besar barbar (liar), dan sebagian besar binatang kejam dan galak. Carolyn Merchant menegaskan bahwa oleh 1700 ‘alam, perempuan, orang-orang hitam, gaji buruh telah ditempatkan kearah  sistem dunia modern.’ Dan ‘ tanah-tanah kosong menjadi tempat bagi penaklukan dan penempatan bangsa Eropa’. pada kenyatannya ruang tersebut sama sekali tidak kosong tetapi diduduki oleh orang-orang dengan hubungan yang sangat berbeda dengan lingkungan alamiah mereka. Ekspansi dalam sistem negara Eropa diperuntukkan pada revolusi ilmiah dan mekanisme etikanya kearah sifat mulai mengambil dalam dimensi global yang memberikan keterlibatan bagi tradisi ekologi non-barat yang kebanyakan telah hilang dan menjadi budaya imperialisme barat.
            Sebelum kolonialisasi Eropa, populasi bangsa asli Amerika  hidup dalam komunitas subsistansi yang menhormati sumber daya alam sebagai hadiah yang diberikan oleh alam untuk dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dimana manusia dan binatang dihidup dalam keterjalinan dalam siklus waktu dan ruang. Sejalan dengan pendudukan Eropa di  wilayah tersebut dan melihat hal tersebut sebagai hal pemborosan dan liar, kemudian diubahnya menjadi jinak dan meningkatkan proyek yang membutuhkan keahlian budaya superior.
            Pada intinya yang ingin disampaikan penulis dalam bagian ini yaitu bahwa didasarkan pada penilaianya atas sistem internasional yang mengandung anarki, bangsa-bangsa yang di dunia ketiga, seperti Amerika pada saat itu, secara berangsur-angsur berubah perspektifnya terhadap alam, begitu pula gagasannya terhadap kaum perempuan dimana perempuan dianggap dan hanya dimasukkan sebagai sektor privat saja. Sedangkan para perempuan, yang sifat dasarnya sebagai seorang ibu, ingin menjadi penegak dari nilai-nilai moral itu sendiri dimana kaum  pria mulai melupakannya sebagai akibat dari imperialisme dan tuntutan untuk menuju industrialisasi dimana mereka merasa bahwa mereka merupakan faktor penting dalam mekanismenya.
Nature and The Reconceptualization of Geographic Space
            Dalam chapter ini dibahas mengenai konsep Geopolitik dimana perubahan spasial juga merupakan perubahan kekuatan. Negara merupakan organisme hidup yang butuh untuk untuk berkompetisi dan mencari lahan baru, dengan pengaruh konsep Darwinisme.
            Dalam chapter ini juga dibahas mengenai konsep Leviathan-Thomas Hobbes dimana sistem internasional merupakan bentuk anarki. Dan dalam Leviathan dijelaskan bahwa pada abad ke 17 persepsi mengenai alam semesta merupakan organisme berubah menjadi mekanisme. Dan pencapaian konsep mekanisme yang paling signifikan sebagai cara pandang yaitu mengatur kembali disekitar maskulinitas antara aturan dan kekuasaan.
            Terdapat penggambaran sesuatu yang paradoks dimana pencarian akan keamanan nasional, yang melibatkan pencarian sumber daya alam dengan berusaha mendominasi ruang global, merupakan proses sejarah yang justru ikut berkontribusi dalam mengurangi keamanan lingkungan nasional. Paradoks ini yang membuat pelajar Ilmu Hubungan Internasional kembali mengkonsep keamanan dalam masalah ekologi dan berusaha menantang formulasi klasik dari ruang geografis.
            Batasan (boundaries), keamanan (security), dan pengendalian terhadap sumber daya alam (command over natural resources) merupakan hal-hal yang sangat terkait dengan lingkup geopolitik dimana suatu negara harus dilindungi dari ancaman eksternal  dengan menggunakan keamanan atau militer yang kuat, dengan mengedepankan batas negara sebagai bentuk penghalang terhadap ancaman yang datang. Menurut pandangan yang mengedepankan aspek geopolitik atau National Security  ini menganggap bahwa dengan mampu mengendalikan sumber daya alam sebagai alat untuk memakmurkan warga negaranya dan untuk mensejahterakan negaranya agar mampu bersaing dalam lingkup global.
            Semakin berkembangnya isu lingkungan yang merebak menjadi topik pembicaraan global, muncullah apek environmental security yang memperhatikan makna boundaries yang berbeda dari pemaknaan yang diberikan oleh aspek national security. Aspek environmental security ini sangat mengedepankan bahwa dunia tidak memiliki batasan yang nyata, dimana dunia bukan hanya berisi manusia dengan segala aktivitasnya yang selalu mementingkan persoalan keamanan semata, akan tetapi dunia merupakan milik bersama yang berisi mahluk hidup yang terdiri dari manusia, tumbuhan, hewan dan seluruh alam seperti awan, lautan dan tanah yang merupakan lingkungan yang harus dijaga bersama-sama dan hidup saling berdampingan satu sama lain.
            Pandangan ecological ini menjadi sebuah pandangan baru yang menyusul pandangan keamanan nasional sebagai bentuk dari keamanan lingkungan. Di dalam pandangan tersebut juga menyebutkan bahwa batas negara merupakan hal yang sia-sia dikarenakan tidak mampu menjaga mereka dari ancaman lingkungan atau ancaman ecological. Keamanan lingkungan tersebut berbeda dengan pandangan keamanan nasional yang telah disebutkan sebelumnya yang lebih menguatkan batas negara sebagai bentuk perlindungan dan perisai terhadap ancama eksternal, yang ternyata tidak mampu melindungi dari ancaman lingkungan. Yang dimaksudkan ancaman menurut keamanan lingkungan adalah masalah terhadap lapisan ozon yang semakin menipis yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia, polusi air yang terdiri dari polusi laut sungai bahkan polusi terhadap air yang dikonsumsi masyarakat di berbagai belahan dunia.
            Selain itu, di dalam pandangan ini juga menjelaskan bagaimana kita harus melihat dunia bukan sebagai suatu pulau-pulau yang terdiri dari negara-negara yang saling berbatasan, tetapi dunia sebagai satu unit global yang saling berbagi dalam 1 atmosfir dan dikelilingi lautan yang sama. Sehingga pada intinya dunia dianggap sebagai milik bersama tanpa harus dilihat adanya batas negara yang membatasi satu negara terhadap negara yang lain. Untuk itu kerapuhan ekosistem di dunia ini tidak dapat dijaga oleh adanya batas negara tersebut. Permasalahan seperti global warming memang menjadi masalah diseluruh belahan dunia tanpa memandang adanya batas negara.
            Selanjutnya mengenai kekuatan militer yang dianggap oleh aspek national security sebagai pelindung dari ancaman eksternal, menurut pandangan environment security, justru kekuatan militer yang dianggap “penyelamat” tersebut merupakan ancaman ataupun salah satu hal yang ikut berkontribusi dalam degradasi lingkungan. Contohnya, Nuklir. Nuklir merupakan salah satu senjata pemusnah masal yang diketahui sebagai power dalam militer suatu negara. Seperti di Korea Utara dalam pelaksanaan uji coba nuklir di negaranya, itu merupakan sebuah ancaman besar bagi masyarakt di negaranya sendiri dan negara-negara tetangga, bahwa dengan adanya uji coba nuklir tersebut, jika gagal, mampu memusnahkan dan memberikan efek buruk yang panjang bagi mahluk hidup serta lingkungan. selain itu juga sampah atau limbah buangan dari senjata militer yang mayoritas di dalamnya adalah bahan kimia yang mampu merusak lingkungan merupakan sebuah ancaman terhadap kelestarian lingkungan itu sendiri.
            Disamping dari pemahaman tentang pandangan terhadap satu kesatuan dunia dan kerentanan lingkungan di dalamnya, terdapat pandangan Mother Earth yang menciptakan persepsi batasan antara utara dan selatan, kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan. kaum borjuis atau kaya dalam memandang ancaman lingkungan adalah menipisnya lapisan ozon, sedangkan kaun proletar menganggap kesulitan akses air bersih dan erosi tanah merupakan ancaman lingkungan yang nyata bagi mereka karena itu dapat mengancam eksistensi kehidupan sehari-hari mereka.
            Perempuan adalah kaum yang paling sering menjadi korban dari degradasi lingkungan di seluruh dunia. Seperti yang terjadi kepada negara dunia ketiga, banyak perempuan yang mencari kayu dan air dan bertanggung jawab akan menyediakan air yang bersih dan layak minum bagi kebutuhan rumah tangganya. Selain itu, di beberapa daerah rural di berbagai belahan dunia, perempuan mengangkut kayu yang beratnya 30-35 kg dan berjalan hampir 10 km menuju tempat tinggalnya. Kerusakan lingkungan tersebut juga mengancam system reproduksi perempuan, seperti yang terjadi di Bhopal, India pada tahun 1984, banyak wanita yang melakukan aborsi kepada kandungan mereka dikarenakan ketakutan terhadap bocornya gas beracun di salah satu pabrik setempat yang dapat menyebabkan cacat bagi bayi  bahkan kematian. Setelah peristiwa tersebut bermunculan protes dari kaum perempuan untuk memperjuangkan hak mereka untuk memiliki anak dan membesarkannya. Karena perempuan adalah kunci dari aktivis lingkungan juga tumpuan dunia untuk melanjutkan kehidupan dengan melahirkan anak-anak yang mampu meneruskan jejak orang-orang sebelumnya untuk menggerakkan roda kehidupan di dunia.
An Ecological Perspective on Security
Sains dari ekologi sendiri adalah interdisciplinary dan multidimensional. maksud dari itu adalah bahwa semua makhluk hidup adalah bagian dari ekosistem yang dimana semuantya terhubung. Para ekologi menyatakan bahwa populasi dan lingkungannya adalah saling berhubungan satu sama lain.        Para ekologi juga mengatakn bahwa dengan mengerti secara keseluruhan, mugkin kita bisa menyelesaikan masalah – masalah ekologi. Seperti seorang dengan pikiran feminist, banyak para pakar ekologi adalah hal yang penting atau essensial dalam modern society atau komunitas modern. Mereka juga menyarankan bahwa nilai dari sebuah komunitas modern atau modern society berdasarkan model yang tidak sempurna dalam kemanusiaan.
            Moderenisasi, yang menuju sebuah sikap perusak, telah membuat sains dan teknologi hilang kendali dan membuatlingkungan yang buruk sekarang. Moderenisasi sendiri adalah produk dari pengembangan Eropa. Moderenisasi sendiri adalah produk Eropa yang dikembangkan di negara dunia ketiga atau negara – negara berkembang, dimana pengembangannya menggunakan SDA yang ada di negara berkembang tersebut. Irene Dankelman dan Joan Davidson mengatakan bahwa proyek – proyek seperti Green Revolution buatan negara – negara Eropa, malah mengancam keadaan lingkungan sekitar. Zaman modern ini, negara- negara diduia banyak yang menggunakan teknologi – teknologi modern untuk mendapatkan gas alami yang tersedia di dalam tanah, tetapi ini mlaha akan menimbulkan bencana dan sebetulnya ini sudah tejadi.karena unutk mendapatkannya harus dilakukan yang disebut fracking. Dan juga dibutuhkan fracking fluid, yang mengandung sekitar 596 cairan kimia dan membutuhkan sekitar tujuh juta galoon air bahkan lebih dan semua ini malah membuat air disekitar tmpat itu menjadi terkontaminasi dan tidak bisa diminum.
            Ekologi adalah elemen yang penting dalam management lingkungan secara umum. Para pakar kologi juga percaya bahwa jika semua kepengatahuan tidak hanya dimiliki oleh para experts atau ahlinya, sistem ekologi bisa di implementasikan. Karena jika tidak semua tahu aakan hal ini dan hanya para ahlinya yang tahu maka banyak yang tidak tahu harus melakukan apa. Para pakar ekologi juga percaya bahwa dengan perubahan yang fundamental dalam hubungan antara manusia dengan alam kita bisa mencapai keamanan ekologi.
Poin Murray Bokchin untuk sttur hirarki dari mewujudkan dunia kontemporer diatas dominasi laki-laki, wanita dan alam. Bokchin mengklaim bahwa pemikiran hirarki barat yang menaikan kekuasaan laki-laki,  mengevaluasilan perempuan oleh asosiasi mereka  dengan mengevaluasi gambaran dari alam. Peradaban barat telah menguatkan subjugasi dari pernyataan perempuan bahwa mereka lebih dekat dengan alam dibandingkan dengan laki-laki, kemudian budaya dualism harus dihadapi dibandingkan dengan dengan diabaikan. Hanya dengan mencari untuk menanggulangi dualism yang bersifat hirarki dapat kita pindahkan kearah hubungan yang lebih harmonis dengan lingkungan alam kita. perempuan tidak hanya sebagai korban dari degradasi lingkungan tetapi juga sebagai agenyang harus berpartisipasi secara seimbang dalam penyelesaian masalah tersebut. perspektif feminis secara ekologis menyatakan bahwa tidak hanya hubungan hirarkis antar manusia dan alam yang telah berkembang dalam pandangan dunia ini tetapi meluas terhadap ketidak seimbangan hubunngan interaksi dengan berbagai bentuk dominasi dan subordinasi termasuk hubungan gender. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar